04

2.7K 178 22
                                    

Jeon mengajak Rosie berkeliling. Ia menunjukkan ruang gym, kolam renang, bahkan ruang kerja pribadi miliknya dan Vante. Disana juga ada bar kecil yang terletak di lantai bawah, biasanya Jeon akan meracik minuman dan dia nikmati bersama Vante.

Mansion sangat sepi sebab para pelayan tidak tinggal disana, Vante dan Jeon menyediakan rumah bagi mereka. Para pelayan akan datang saat pagi untuk membersihkan rumah dan memasak lalu mereka akan pulang, setelah itu mereka baru akan kembali saat sore hari untuk kembali membersihkan rumah dan memasak untuk makan malam.

Mansion besar itu memiliki 15 kamar tidur dan 15 ruangan tak terpakai. Maka dari itu Rosie diberikan hak bebas untuk memilih mana saja kamar tidur yang di inginkan nya dan ruangan pribadinya.

"Sudah memutuskan?" Tanya Jeon yang tidak lelah menemani Rosie berkeliling. Gadis itu ternyata cukup pemilih juga.

"Eumm aku mau kamar yang ini."

Ya, akhirnya putusan Rosie sudah keluar, ia lebih memilih kamar yang berada di antara kamar Jeon dan Vante setelah menjelajahi 14 kamar lain nya.

"Ya sudah kalau begitu. Kau tidak memerlukan ruangan lain?"

"Oh ayolah paman. Itu adalah alasan utama mengapa aku menerima tawaran kalian. Aku ingin meminta tiga ruangan, satu ruangan untuk seni lukis, satu ruangan untuk alat musik dan yang satunya untuk menari."

Jeon mengangguk paham, "Aku akan meminta Vante untuk menyuruh orang-orang nya men-dekor ruangan dan kamar yang kau inginkan."

"Aku mau kamar ku di penuhi warna pink ."

Jeon mencubit pipi Rosie, "As you wish, princess !"

Rosie tersenyum senang hingga pipi bulatnya penuh, ia melingkarkan tangan nya pada lengan Jeon dan menyandarkan kepalanya pada bahu lebar pria itu.

"Terimakasih banyak paman. Jadi.. apa paman menginginkan sesuatu dariku sebagai hadiah? Maksud ku karena paman sudah menyediakan waktu paman untuk mengajak ku berkeliling." Bisik Rosie sebelum akhirnya mendaratkan kecupan manis di pipi Jeon.

Jeon tersenyum tipis lalu melirik arloji yang melingkar apik di pergelangan tangan nya.

"Masih ada waktu sebelum paman pergi. Ayo sayang!"

Jeon mengangkat tubuh Rosie lalu gadis itu pun dengan berani nya melumat bibir Jeon, matanya terpejam dan tangan nya memeluk erat leher Jeon.

Tangan Jeon yang besar meremas bokong sekal keponakan cantik nya itu. Lidahnya menjulur memasuki mulut Rosie, mengajak gadis itu berperang lidah hingga saliva mengalir melalui sela-sela pangutan keduanya.

Jeon telah sampai ke dalam kamarnya. Ia menutup pintunya menggunakan kakinya.

Langkahnya di percepat, kaki beralaskan sepatu pantofel itu berhenti tepat di ujung ranjang, menidurkan gadisnya dengan lembut keatas ranjang. Rosie benar-benar seksi dan menggemaskan, Jeon menatap gadis itu dengan penuh gairah, kakinya ia tekuk keatas ranjang dengan lutut sebagai tumpuan. Rosie berada tepat dibawah nya, memandang nya penuh sensual, nyata nya gadis itu juga mulai terangsang.

Jeon melepaskan kameja hitam nya dan Rosie langsung saja mengusap perut berkotak pria itu, layaknya pahatan, bentuknya benar-benar indah dan menarik gairah Rosie. Gadis itu bangun sedikit sebelum akhirnya melayangkan kecupan yang cukup banyak pada perut Jeon, tangan nakalnya mengusap-usap dada bidang Jeon sesekali jari-jari lentik nya akan memainkan choco chip milik Jeon.

Jeon sendiri menengadah menikmati belaian dari sang keponakan, tangan nya mengusap surai Rosie dengan lembut.

"Sayangg.."

Hell Or Heaven - Taerosékook [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang