Mungkin saja Jeon akan terus berpikiran positif saat orang-orang di sekitarnya mengatakan bahwa tubuh Rosie mengalami perubahan, wanita itu mulai dinilai gemuk, perutnya sedikit membuncit dan pipinya sangat berisi.
Mungkin saja Jeon akan terus mengabaikan orang-orang itu jika hari ini ia tidak menemukan sebuah testpack dengan hasil garis dua di dalam laci meja Rosie. Wanita itu sedang mandi setelah sehabis berhubungan dengan nya.
Benar, Jeon dan Rosie bahkan baru berhubungan tadi malam dan pagi ini, lantas hasil testpack ini milik siapa?
Pikiran Jeon kacau seketika saat ia mengingat di minggu pertama setelah kepergian Vante, Rosie mengalami mual-mual, namun wanita itu beralasan jika ia hanya masuk angin.
Kini di perkuat dengan pandangan orang-orang jika tubuh Rosie mulai membengkak.
Ingatan Jeon pun berputar kembali di malam terakhir Vante bersama mereka.
Vante yang kacau karena memikirkan Rosie, datang menghampiri wanita itu dan tidur dengan nya malam itu. Di malam terakhir sebelum ia pergi keesokan harinya.
Darimana Jeon mengetahui hal itu? Malam itu Jeon pun kacau dan tak bisa tidur, bermaksud mengajak Vante mengobrol sembari menikmati wine, ia malah mendapatkan saudaranya itu tidak ada di kamarnya. Jeon pun dengan satu keyakinan mendatangi kamar Rosie dan dari luar ia dapat mendengar dengan jelas desahan keduanya.
Firasat Jeon kini semakin kuat, saat semua potongan teka-teki itu mulai terpasang di kepalanya. Hanya satu jawaban yang kini ia pikirkan.
Rosie mengandung anak Vante.
Hancur sudah batin Jeon, ia bawa testpack itu di tangan nya dan duduk di pinggir ranjang menunggu Rosie keluar dari kamar mandi.
Pikiran Jeon kacau, ia merasa benar-benar akan gila.
Bagaimana bisa ia tak menyadari nya, bagaimana bisa dirinya mengabaikan semua ucapan orang-orang. Harusnya sejak awal ia sadari bahwa Rosie tengah mengandung. Ia terlalu asik berpikir positif dan ia telah dibutakan oleh cintanya.
Pintu kamar mandi terbuka, Rosie keluar dari sana menggunakan bathrobe putih miliknya, tangan wanita itu sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Kakinya melangkah ke depan meja rias dan mengeringkan rambutnya di depan cermin.
"Sayang? Kau belum mandi? Kita harus membagikan undangan untuk teman-teman mu, apa kau lupa?"
"Tidak perlu. Tidak ada undangan lagi yang perlu dibagikan."
"Tapi Jeon-"
"Karena pernikahan ini takkan pernah terjadi."
Tangan Rosie terhenti dari kegiatan nya, ia balikan tubuhnya dan memandang tak percaya pada Jeon.
"Jeon, apa maksud mu?"
Jeon bangkit menghampiri Rosie, wajahnya tak ada keramahan seperti biasanya. Ia tarik tangan Rosie dan letakkan testpack diatas nya. Matanya memandang penuh kecewa pada wanita itu.
"Kenapa kau tidak jujur padaku?" Bisik Jeon, ada rasa sakit dalam nada bicaranya.
"Jeon, aku.. ini-"
"Kenapa kau menutupi semua nya dari ku, Rosie? Mengapa kau tak jujur padaku bahwa kau sedang mengandung anak Vante?"
"Jeon, ini bukan-"
"Kau tak perlu mengelak. Di malam terakhir sebelum Vante pergi, kalian berhubungan bukan?"
Rosie terdiam, ia benar-benar takut menyakiti perasaan Jeon. Meskipun tanpa sadar kini batin dan hati Jeon sudah sangat hancur.
"Jawab Rosie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell Or Heaven - Taerosékook [✓]
Fiksi PenggemarTaerosékook 🔞 "Uncle, wanna play with me?" "Come here babygirl!" #taerosekooknc #maturestory #nc21 #areadewasa #areabasah