14

1.3K 112 57
                                    

Rosie terbangun karena merasakan tubuhnya yang kedinginan. Matanya mengerjab dan mendapati Jeon yang tengah memeluk erat tubuhnya.

Gadis itu tersenyum lalu mengusap lembut pipi Jeon. Paman nya itu nampak tertidur pulas, wajahnya yang tampan nampak benar-benar damai.

Cup

Hanya kecupan singkat di bibir Jeon. Namun karena belum merasa puas lagi-lagi ia layangkan kecupan di bibir manis milik Jeon. Merasa cukup puas Rosie lalu membangunkan tubuhnya, ia menoleh kearah ranjang Vante dan sedikit bingung tak mendapati pria itu disana.

Jika kemarin dirinya dan Jeon lah yang menghilang, kali ini giliran Vante.

Namun kemana pria itu di subuh hari yang dingin seperti ini?

Rosie menurunkan kakinya dan bangkit berdiri, ia mencoba memeriksa ke dalam kamar mandi namun hasilnya nihil, pria itu tak ada disana.

Rosie benar-benar khawatir namun ia mencoba untuk tetap tenang. Lagipula Vante bukan lah anak kecil yang harus di khawatirkan seperti itu.

Gadis itu berjalan menuju jendela yang menunjukkan keadaan diluar yang masih agak gelap. Matanya menyipit melihat seorang pria duduk di pinggir pantai, meskipun tidak terlalu jelas namun Rosie yakin bahwa orang itu adalah Vante.

Rosie mengenakan syal miliknya untuk menutupi tubuhnya. Ia berjalan keluar dari kamar penginapan.

"Paman?"

Vante menoleh sekilas dan kembali memandang lurus ke depan.

"Pergi dan tidurlah." Suara pria itu terdengar rendah.

Alih-alih mendengarkan perintah Vante, gadis itu malah dengan berani nya mengambil duduk di sebelah Vante. Matanya melirik kaleng-kaleng alkohol yang berserakan, ia pun yakin bahwa Vante sudah meneguk banyak minuman.

"Paman mabuk?"

Rosie melihat wajah Vante yang merah.

"Bukan urusan mu. Kembali lah ke kamar."

Rosie melirik pria itu dengan sudut matanya.

"Enak saja memerintah seenaknya. Suka-suka ku lah ingin berada dimana."

Vante terdiam, raut wajahnya menjadi sedih.

"Baiklah, maaf jika aku terlalu banyak mengatur."

Raut kesal Rosie berubah menjadi bingung.

"Paman baru saja meminta maaf?"

Vante hanya diam.

"Apa sesuatu mengganggu paman? Cerita saja padaku! Apa bibi Jane menyakiti paman?"

Dahi Vante mengerut, "Jane?"

"Iya! Jane, kekasih paman."

Vante tersenyum simpul, "Kekasih ya..."

"Menurut mu kekasih itu apa?" Tanya Vante tiba-tiba, matanya beralih memandang Rosie.

"Kekasih? Eum, menurut ku, dia adalah seseorang yang selalu ada di sisi kita. Ya, tidak selalu sih.. tapi dia ada di saat kita membutuhkan. Tempat kita berbagi keluh kesah dan tempat kita meletakkan hati kita." Jelas Rosie sembari memandang pantai yang indah di depan nya.

"Apa kau pernah punya kekasih?"

Netra Rosie membulat dan menoleh memandang pria di sebelah nya itu.

"Kalau aku jawab paman tidak akan marah ya 'kan?"

"Tidak. Lagipula itu hanya masa lalu mu."

"Hm.. aku punya beberapa."

"Kenapa hubungan kalian berakhir?"

Hell Or Heaven - Taerosékook [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang