17

933 112 33
                                    

Vante baru saja memasuki rumah dan mendapati Jeon bersama Rosie tengah duduk di sofa.

Perasaan Vante mulai tak enak, entah mengapa ada ketegangan disana. Jeon terduduk di sofa yang terpisah dari Rosie di sisi kiri. Pria itu nampak menunduk dan Vante benar-benar penasaran apa yang sebenarnya tengah terjadi karena ia tak pernah melihat Jeon seperti itu.

"Apa kau hanya akan berdiri disana?"

Vante cukup dibuat bingung pasalnya Rosie yang memanggil nya tanpa embel-embel paman. Namun pria itu mencoba sekeras mungkin menolak pemikiran negatif. Ia pun menutup pintu lalu menuju sofa di sisi kanan Rosie dan duduk disana dengan nyaman.

Rosie berada di antara keduanya. Raut wanita itu nampak tak bersahabat, kedua kaki nya menyilang dan ia bersedekap dada. Gadis itu hanya mengenakan bathrobe hitam untuk menutup tubuhnya.

"Apa sesuatu terjadi?" Tanya Vante yang tidak tahan dengan suasana itu.

"Mungkin kau ingin menjelaskan nya pada ku." Suara Rosie mengudara, matanya memandang Vante dengan cukup lekat.

Dahi Vante mengerut, "Aku tidak mengerti. Apa yang harus di jelaskan?"

"Rosie sudah tau semuanya, V."

Tiba-tiba Jeon yang sejak tadi berdiam diri bersuara. Namun hal itu membuat Vante cukup terkejut atas apa yang di ucapkan adiknya itu.

"Mengetahui tentang apa?"

Rosie mendecih sinis, "Masih ingin berpura-pura bodoh rupanya."

"Rosie jaga ucapan mu!" Tegur Vante

"Memang nya kau siapa? Kenapa aku harus mendengarkan mu? Kita bahkan tidak sedarah, mengapa aku harus menuruti mu? Berikan aku penjelasan!"

Rosie sudah sangat tersulut emosi. Wajahnya yang putih memerah dan dadanya bergerak turun naik karena emosi yang membludak di dalam kepalanya.

"Iya, aku dan Jeon memang bukan lah paman kandung mu. Tapi kami berhak atas mu! Kau itu sudah dibeli oleh ibuku, kau tau? Kau sudah di klaim sebagai milik ku dan Jeon!"

Vante juga tak mau kalah. Ketegangan nampak sangat jelas di antara Vante dan Rosie yang sama-sama keras kepala. Sementara Jeon hanya terdiam menyaksikan itu. Ia tak ingin banyak-banyak bicara.

"Lancang sekali kau, apa kau pikir aku ini barang transaksi? Aku juga punya hak atas diriku!"

"Tapi hak-hak mu telah dicabut sejak kau masuk ke dalam keluarga kami, kau adalah hak paten keluarga Anderson!"

"Dasar bin*tang, kalian tidak pantas memperlakukan ku seperti barang!"

Vante menyeringai, "Kau lah yang datang ke dalam kandang mu sendiri, kenapa menyalahkan orang lain?"

Vante memang lah brengsek dan raut menyebalkan pria itu membuatnya muak.

"Aku tidak peduli, aku akan pergi, aku sangat membenci kalian!" Tutur Rosie

"Pergi saja dan kau pikir hidupmu akan tenang setelah itu? Bermimpi lah!"

"Hentikan drama kalian."

Suara Jeon tiba-tiba mengudara, ia sejak tadi diam namun ia cukup muak juga melihat perseteruan antara dua orang itu, padahal Jeon tau betul perasaan keduanya namun mereka bersikap seolah-olah mereka memang saling membenci.

"Kalian berdua hentikan drama kalian karena aku lah yang akan pergi."

Deg

Rosie spontan menatap kearah Jeon dengan raut tak senang, Vante pun kebingungan menatap adiknya itu.

Hell Or Heaven - Taerosékook [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang