3. Pembohong?

46 11 4
                                    

Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup berdampingan dengan penyesalan dan juga amarah-amarah yang sejatinya bisa kita selesaikan dengan baik, Namun karena kesalah pahaman kadang masalah sekecil itu tidak pernah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup berdampingan dengan penyesalan dan juga amarah-amarah yang sejatinya bisa kita selesaikan dengan baik, Namun karena kesalah pahaman kadang masalah sekecil itu tidak pernah selesai.

"Seharusnya kau bersikap lembut, Itachi. Kau membuat anak itu berfikir memang demikian kau aslinya."

Laki-laki itu hanya tersenyum tipis, tidak ada hal yang ingin ia sampaikan. Ia hanya tidak tahu bagaimana membereskan kekacauan yang terjadi selama ini.

"Kau membebaninya, kau harusnya tau seberapa kesepiannya dia. Selama hidupnya dia hanya memilikimu. Sebagai kakaknya, Itachi."

Deidara melangkahkan kakinya duduk di sofa, sesekali ia memeriksa beberapa berkas yang harus di urus hari ini.

Keduanya tengah berada di ruangan Itachi, betul. Keduanya memang satu kantor satu pekerjaan.

Sementara Sasori dan Kisame keduanya bekerja di kantor sebrang dengan Itachi.

"Tidak ada yang harus ku jelaskan, Dei. Biar saja Sasuke berfikir aku demikian, agar ia tetap hidup dan terus berfikir untuk hidup sebelum dia membunuhku."

Deidara sudah kehabisan kata-kata, sudah. Ah sepeeti menasehati tugu tidak akan ada yang masuk kedalam pikiran dan otak temannya itu.

"Lalu, setelah kau mati. Dia bagaimana? Kau pikir dia ingin hidup lebih lama jika ia sudah berhasil membunuhmu?"

Deg..

Ucapan itu membuat Itachi sedikit tersentak, betul. Apakah selama ini jalur yang Itachi tempuh salah? Tapi dia takut, dia benar-benar takut jika Sasuke melakukan hal yang sama seperti dulu.

Flasback.

Semenjak kejadian beberapa waktu lalu Sasuke benar-benar berubah, anak itu menjadi pendiam dan dingin. Tidak ada lagi tawa dan senyum di bibirnya.

Itachi juga tidak melakukan apapun, ia bahkan tidak mampu memberikan penjelasan sedikit saja. Ia benar-benar tidak memberikan Sasuke penjelasan apa yang ia dengar mengenai Itachi itu tidak benar.

Sasuke saat itu berusia 10 tahun, ia masih terus menangis di bawah pohon karena orang-orang meledeknya tidak punya orangtua. Mereka mengatakan jika Sasuke adalah anak yang malang.

"Haha lihat dia tidak punya orang tua, dia tidak punya ayah dan ibu. Lihat dia kasihan ya"

"Kenapa kau diam saja, tidak ada yang menjemputmu pulang ya?"

Oniisan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang