2. Oniisan.

52 11 4
                                    

Sasuke buru-buru menghabiskan ramen nya, lalu menaruh beberapa lembar uang di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasuke buru-buru menghabiskan ramen nya, lalu menaruh beberapa lembar uang di meja. Ia pergi begitu saja sambil membawa tas nya. Ia benar-benar ribut sambil berlari agar cepat sampai kerumahnya.

Saat sampai di depan pintu, ia menarik nafas panjang lalu memasang wajah datar dan biasa saja. Ia melihat ada beberapa pasang sepatu yang ia yakini itu adalah teman-teman kakaknya.

Ia membuka pintu lalu melihat ada Deidara dan Kisame yang duduk di ruang tengah sambil ribut memasukan beberapa kertas medis kedalam amplop coklat terlihat panik ketika melihat Sasuke berdiri di ambang pintu..

Sementara Sasuke mengerutkan dahinya terlihat bingung namun biasa saja lagi, ia baru saja melangkahkan kakinya melewati Deidara dan Kisame. Langkah kakinya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.

"Sasuke."

Sasori keluar dari kamar Itachi, ia sengaja membuka pintu kamar itu. Kebetulan sekali Sasuke berdiri di depan kamar Itachi.

Anak itu memasang wajah datar, wajahnya benar benar sangat datar. Tidak ada ekspresi apapun. Bahkan kedua matanya tidak menatap Sasori ia menatap lurus kedepan menuju kamarnya.

"Kakakmu sudah pulang, tidak kah kau harus melihatnya?" Tanya Sasori pada Sasuke yang diam saja berdiri sambil memegang tasnya.

Sasuke berjalan tanpa menggubris ucapan Sasori barang sekata pun, bahkan anak itu tidak membuka mulutnya.

"Sasuke, kau harus siapkan pemakamannya hari ini." Ucapan Sasori mengehentikan langkah kaki Sasuke.

Deg.

Sasuke meremat tasnya, pemakaman siapa pikirnya. Wajahnya mendadak pucat karena ia benar-benar takut.

"Kau tidak mau melihat wajah kakakmu untuk terakhir kalinya?"

"Apa maksudmu?" Akhirnya Sasuke membuka mulutnya juga.

Ia menjatuhkan tas nya, lalu berbalik menatap Sasori yang maaih berdiri di pintu kamar sang kakak.

"Kau bilang dia sudah sadar?"

"Oh, kau membaca pesanku?"

Sasuke terdiam lagi, sial batinnya. Padahal ia hanya melihat dari notif saja.

Udah si saske, kalo emang sayang dan khawatir ngaku aja. Gengsi banget..

"Jangan bertele-tele." Ucapnya dengan ketus.

"Kami akan menyiapkan pemakamannya hari ini, kalau kau ingin melihatnya. Lihat saja, dia di kamarnya. " Sasori melangkahkan kakinya lalu ikut duduk dengan Deidara dan Kisame.

Oniisan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang