6. Ingatan itu

68 11 8
                                        

Eh aku mau kasih tau dulu, kalau tulisannya jadi miring itu kemungkinan lagi di alam mimpi atau lagi Flasback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh aku mau kasih tau dulu, kalau tulisannya jadi miring itu kemungkinan lagi di alam mimpi atau lagi Flasback. Kalian pasti bedain kan yg mana  sudut pandang flasback Itachi dan Sasuke.

Dah itu aja.
Bye byeee.

Sudah satu minggu semenjak meninggalnya, Itachi. Sasuke belum menemui kuburan sang kakak. Ia masih merasa kalau kakaknya tidak meninggal dan menolak sadar akan hal itu.
Ia pun belum pulang dari rumah sakit karena menjalani Rehabilitasi akibat menggunakan obat-obatan terlarang.

Hari ini Sasuke sudah menyelesaikan hari terakhir untuk meminum obat dari dokter, dokter bilang karena dia baru tahap awal jadi dia tidak harus berbulan-bulan menjalani rehabilitasi. Namun harus tetap datang ke rumah sakit seminggu sekiranya satu kali.

Pintu ruangannya terbuka saat Sasuke tengah memasukan pakainnya pada tas. Sasori berjalan melangkah menghampiri Sasuke.

"Ayo, Sasuke. Kita pulang"

Sasuke membawa tasnya lalu mengekori Sasori, keduanya berjalan dengan hening tanpa obrolan sama sekali. Ia melihat sekitar tak ada lagi teman sang kakak di rumah sakit ini..

Ia masih ingat minggu lalu teman-temannya juga datang dan memberikan bela sungkawa. Ia merasa hatinya serta pikirannya saat ini bahkan tidak bisa membuatnya tenang.

"Kau sudah makan? Mau mampir dulu?" Tanya Sasori sembari melajukan mobilnya.

Sasuke ingin sekali banyak bertanya pada Sasori, namun mulutnya serasa kelu untuk mengucapkan sepatah kata pun. Ia ingin tahu bagaimana kakaknya hidup selama delapan tahun keduanya berseteru.

"Ada yang ingin kau katakan, Sasuke?"

Sasuke terdiam, ia menatap Sasori di sampingnya. Lantas bagaimana hidupnya sekarang?

"Dulu aku selalu bilang, aku ingin membunuhnya." Ucap Sasuke dengan wajah datarnya.

"Kau sudah melakukannya, lantas?"

Sasuke terdiam lagi, ia memalingkan wajahnya menatap kesampingnya.

"Setelah aku tahu dia meninggal, aku tidak dapat merasakan hidupku. Seolah aku ingin mati hari ini juga"

Wow.

Sasori tidak salah dengar kan? Sasori tidak budek kan, bagaimana bisa Sasuke anak yang selalu berucap sepatah kata, sinis dan dingin itu bisa berbicara demikian.

"Kakakmu sudah mengorbankan segalanya untukmu, kenapa kau ingin mati sia-sia?"

Sasuke menghela nafasnya berat. Pikirannya saat ini sedang kalang kabut, bahkan ia tidak tahu harus atau tidak ia pulang kerumahnya.

"Kenapa dia tidak mengobati penyakitnya, dia berbohong kepadaku sepanjang hidupnya. Untuk apa?"

"Untukmu. "

Flasback. Ini ceritanya Sasori lagi nyeritain ke Sasuke.

"Itachi, kan sudah kubilang kau harus berobat. Kenapa kau masih disini. Perlu ku seret kau kerumah sakit?"

Oniisan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang