Bab 3

2.4K 220 16
                                    


"Sayang, kamu belum pulang?" Tanya Appa Kim

"Ne, aku baru saja keluar dari ruang observasi otopsi Appa" Jennie

"Baiklah sayang, mari pulang bersama. Ini sudah larut malam dan mungkin tubuhmu sudah lelah" Jelas Apaa Kim

Pria yang sangat Jennie cintai dan lebih dari apapun yang sering membuat Jennie merasa tersenyum setiap berada di dekatnya, pria yang merawatnya sejak kecil semenjak Eomma Kim tiada. Appa Kim yang menjadi peran Eomma di kehidupan Jennie dan memberikan kasih sayang yang lebih untuk putrinya tercinta.




Rumah Sakit Institusi Forensik, 07.00 KST

Captain Manoban sudah tiba di depan gedung rumah sakit menunggu bawahannya untuk segera datang menemuinya di rumah sakit ini

"Kemana mereka, sudah ku bilang untuk datang tepat waktu. Lebih baik aku menghubungi mereka saja" Kesal Lim

(Limario segera menghubungi Jisoo untuk segera datang ke rumah sakit)

#Lim : Dimana kalian ? kenapa jam segini belum juga datang!

#Chu : Sekarang baru jam 7.00 bodoh dan otopsinya dimulai jam 8, apa kamu tidak mendengarnya kemarin ? (Dengan nada kesal)

#Lim : Aku tidak mau tau pokoknya kamu, ugi dan wendy harus sudah sampai disini SEKARANG!

#Chu: Untung kamu adalah atasanku Monkey kalau tidak sudah aku tenggelamkan di sungai Han Dengan nada kesal

(Lim menutup teleponnya)

Setelah beberapa menit kemudian Letnan Seulgi, Letnan Jisoo dan Sersan Wendy sudah tiba di rumah sakit dan mencari keberadaan Limario.

"Dimana bocah itu, tadi menyuruh kita untuk datang kemari tapi dia tidak terlihat batang juniornya" Jisoo asal

"Kalau begitu, tadi aku sarapan dulu. Perutku lapar sekali dan belum terisi dengan makanan yang enak" Keluh Wendy

"Nah itu bocahnya sudah datang" Seulgi

"Kalian baru saja datang" Ucap Lim dengan membawa segelas kopi

"Baru datang matalu sowek, kita sudah datang dengan nafas dari senin ke minggu dan kamu malah enak-enakan meminum kopi" Kesal Jisoo

"Kalian belum ngopi? ngomong dong dari tadi, pergilah dulu ke cafetaria di sebelah sana dan setelah itu kembali kesini" Perintah Lim

"Wen, lebih baik kamu yang membelinya disana" Perintah Seulgi

"Kenapa harus aku ugi?" Keluh Wendy

"Hei anak manusia diantara kita kamu yang memiliki jabatan paling rendah di antara kita, jadi tolong lah pengertiannya" Goda Jisoo

"Ahhh SIALAN kalian" Kesel Wendy

"Kalian tidak boleh seperti itu dengan Wendy, yah walau jabatannya dibawah kita tapi dia lebih banyak membantu" Ucap Lim

Beberapa saat kemudian Dokter Jennie dan beberapa staff yang bertugas untuk melakukan otopsi sudah tiba di rumah sakit dan bergegas untuk masuk ke dalam ruangan observasi otopsi

"Letnan Seulgi, aku meminta untuk perwakilan dua orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini untuk ikut masuk bersama kami" Pinta Jennie

"Ne Dokter, saya dan Captain Manoban yang akan ikut masuk ke dalam ruang observasi otopsi" Jeas Seulgi

Captain Manoban dan Letnan Seulgi memasuki ruang observasi otopsi, di dalam ruang tersebut di batasi oleh kaca besar yang membagi ruang tersebut.Captain Manoban dan Letnan Seulgi berada di sisi ruang observasi dan Jennie beserta staff yang lain berada di ruang otopsi.

Korban yang terbaring tak berdaya yang sudah terbalut kain putih dengan wajah yang sudah tidak jelas dan hangus. Captain Manoban melihat Dokter yang dengan lihai membelah beberapa bagian di tubuh mayat itu dan mengamatinya dengan teliti.

 Dokter Jennie sedang melihat kearah ruangan yang berada di sebelah ruang otopsi, dengan kaca yang hampir terlihat gelap karena lampu di sekitar ruangan tersebut redup. Dan tanpa disengaja Dokter Jennie dan Captain Manoban melakukan kontak mata.

"Benar-benar sangat berbeda dari orang yang kemarin aku temui dan membuatku merasa kesal" Ucap Lim

"Ada apa Capt, siapa yang sangat berbeda ?" Tanya Seulgi

"Ah tidak ada Letnan, aku hanya berbicara sendiri" Lim

"Aku pikir yang kamu maksut sangat berbeda adalah mayat yang sedang terbaring disana" Seulgi

"Tidak aku hanya melihat Dokter yang di sana itu yang sedang melakukan tugasnya" Jelas Lim

"Maksut Captain, Dokter Jennie?" Seulgi

"Ah Ne, Letnan" Lim

"Apakah Captain mengetahuinya, Dokter Jennie memang seperti itu walaupun dia memiliki paras yang cantik namun sangat dingin tapi dia sangat hebat dan bagus saat melakukan tugasnya. Aku mendengar beberapa gosip dari teman Dokterku Capt" Jelas Seulgi

"Apakah selain menjadi petugas kepolisian kamu juga menjadi ibu-ibu komplek LETNAN " Ucap Lim penuh penekanan

"Ah tidak Capt, aku hanya memberitaumu saja. Mungkin dengan begitu kamu lebih mudah untuk mendekatinya" Ucap Seulgi

(Seulgi hanya mendapat tatapan tajam dari Lim)

"Aku tidak akan membicarakannya lagi" Ucap Seulgi dengan menganggkat kedua tangannya tanda menyerah

"Jadi tetaplah fokus dengan kasus ini" Ucap Lim

Tiba-tiba pintu ruang otopsi masuk seseorang Dokter dengan memiliki paras yang cantik, mungkin dia adalah Dr. Spesialis Bedah yang lain yang membantu tugas Dokter Jennie

"Dokter Irene, wajahmu terlihat sangat pucat. Apakah kamu sedang tidak sehat?" Tanya Seulgi (menekan tombol mic yang berada di depannya)

Dokter cantik itu mengangguk dan tersenyum manis

"Dia sangat manis Letnan" Ucap Lisa

"Ne Capt, dia sangat manis dan sangat ramah. Mungkin dia adalah salah satu Dokter yang sangat ramah" Jelas Seulgi

"Berbeda dengan Dokter yang satunya, memiliki sifat yang dingin. Tersenyum kepada staff yang lainnya saja tidak. Dia terlalu sombong" Jelas Lim sambil menatap Jennie dengan tajam

"Ne Capt, setiap manusia memiliki sifat yang sangat berbeda satu sama lain dan mungkin Dokter Jennie kebagian sifat yang dingin dan mungkin terlalu banyak" Tawa Seulgi

"Aku tau dan mungkin ucapanmu adalah tepat Letnan, aku tidak tau apakah para Dokter di rumah sakit ini pasti terlalu sulit untuk pergi berkencan" Jelas Lim


Always stay in Orbit-

-Aku mencintai kalian-

Hei Baby J || JENLIM [ ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang