Sepulang sekolah Anggi langsung ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Anggi kini pusing memikirkan dirinya yang akhir-akhir ini terlibat masalah-masalah sepeleh yang dulunya tidak pernah Ia rasakan sebelum datangnya Gara dalam hidupnya. Anggi sedikit merasa tak nyaman dengan perubahan hidupnya saat ini yah tepatnya setelah Ia lebih dekat dengan Gara. Namun lain sisi, Ia tak bisa membohongi bahwa dirinya telah jatuh pada Gara. Yah Anggi merasa bahagia saat melihat Gara entah dari jauh ataupun saat bersama. Awalnya Ia hanya merasa biasa saat belum mengenal Gara. Namun seiring berjalannya waktu, Anggi jujur jatuh hati pada cara Gara yang menjengkelkan itu. Janji-janji kemarin yang Anggi tanamkan pada dirinya, kini perlahan goyah karena hati kecilnya berkata lain. Anggi siap terluka lagi jika memang Gara bukan untuknya.
Dert... dert... dertt...
Bunyi dari suara handphone Anggi membuat sang empunya bangun dari tidurnya dan mengecek siapa yang menelponnya.
Ternyata Maya mamahnya. Segera Anggi menjawab panggilan itu dan berbicara dengan Maya."Hallo mah?"
"Hallo sayang. Mamah diterima akhirnya. Minggu depan mau gak shooping bareng mama?" Ucap Maya yang terlihat sangat bahagia hingga Anggi pun dapat merasakan hal itu.
"Beneran? Selamat yah mahhh. Aku udah kangen loh sama mamah. Minggu depan yah. Gak boleh batal"
"Iyah sayang. Mama janji deh. Oh yah gimana sama sekolahnya?" Tanya Maya pada akhirnya yang membuat Anggi terdiam sesaat.
"Baik aja kok mah. Mama sehat aja kan?" Jawab Anggi berbohong. Anggi tak ingin merusak bahagianya Maya maka itu Ia tak ingin menceritakan kejadian hari ini.
"Baik-baik yah sayang sekolahnya. Mama sehat kok. Kamu jaga kesehatannya yah? Ntar mama nelpon lagi. Mama mau lanjutin buat laporan"
"Iyah mah. Semangat yah." Setelahnya sambungat telepon terputus.
Anggi senang karena akkhirnya Maya mendapatkan pekerjaan yang walaupun pekerjaan itu memisahkan dirinya dengan sang ibu.***
Setelah mengantar Anggi pulang, Gara tak langsung pulang. Ia masih singgah sebentar di kosnya Ray. Setelah sampai disana, Gara segera memarkirkan motornya, lalu masuk ke dalam kosnya Ray.
"Ngapain anjing" ucap Gara yang mendapati Ray sedang tersenyum sambil menatap handphonennya.
"Ngagetin aja lo." Balas Ray lalu meletakkan handphonenya.
"Bosen gua."
"Udah gue bilang juga. Kalo gak sayang sama Anggi mending jang—"
"Bukan itu ngepet. Gue bosan balik rumah."
Potong Gara yang kini telah membaringkan tubuhnya di spring bed milik Ray."Futsal aja sore nanti? Ajak yang lain"
"Hmm. Jam tiga empatan gitu."
"Ok. Lo tunggu bentar disini. Gue ke supermarket depan bentar beli mie. Laper gue."
"Lah gue? Beli dua!" Kesal Gara.
"Kalo bunda lo tau gue yang kena sialan"
"Yah jangan kasihtau dong bego"
"Yaudah pinjam motor lo. Bensin gue abis" ucap Ray yang membuat Gara melempar kunci motornya yang dengan sigap ditangkap oleh Ray.
Setelah Ray pergi, Gara mengeluar kan sebungkus rokok dari saku celananya lalu mulai mengesapnya. Tak lama setelah itu Gara memutuskan untuk melakukan panggilan video dengan Anggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGIKA
Teen FictionAnggika Putri Aditima. Gadis cantik yang dalam hidupnya penuh dengan rasa sakit. Entah rasa sakit karena keputusan kedua orang tuanya untuk berpisah, rasa sakit karena ditinggal kekasih tanpa alasan yang jelas, atau rasa sakit karena selalu merasa s...