Kata Gara, gak usah mikir capek-capek untuk ngebahagiain diri, Kalau hanya dengan makan ice cream aja udah bisa buat senyum.
Setelah keluar dari rumah, Gara melajukan motornya menuju tempat ice cream, dimana tempat yang sering Ia beli ice cream untuk Cherill adiknya.
"Turun juga kali." Ucap Gara setelah membuka helmnya.
"Biasa aja dong" balas Anggi lalu turun dari motor yang Ia duduki.
"Mang. Ice cream satu." Ucap Gara mendekati pedagang ice cream itu. Anggi kemudian duduk di bangku samping gerobak ice cream itu yang diikuti Gara.
"Rasa apa den?" Tanya pedagang itu.
"Lo maunya rasa apa?" Tanya Gara pada Anggi.
"Vanilla aja." Jawab Anggi lalu berjalan ke arah motor untuk menerima panggilan dari Maya mamanya.
"Mang rasa Vanilla aja. Satu" ucap Gara memberitahu pada pedagang tersebut yang dijawab dengan acungan jempol.
Gara kemudian mengambil rokoknya lalu mulai mengesapnya setelah dibakar."Dari siapa?" Tanya Gara setelah Anggi kembali duduk disampingnya.
"Mama. Tadi dapat telepon dari Bu Rushma soal masalah itu" jawab Anggi menjelaskan. Gara hanya menganggukan kepalanya.
"Lo suka bangat ngerokok yah?" Tanya Anggi sambil melihat Gara.
"Nggak juga sih. Udah kecanduan kali" jawab Gara lalu menerima Ice cream yang diberi pesagang tersebut.
"Kurang-kurangin kali. Paru-paru lo kotor kalo ngerokok terus." Ucap Anggi menasehati. Gara hanya tersenyum lalu memberi ice cream itu pada Anggi.
"Satu doang? Punya lo?"
"Gue gak suka yang manis-manis. Kecuali lo" jawab Gara yang membuat Anggi salh tingkah.
"Apa sih"
"Buruan makan. Ntar cair" ucap Gara. Segera Anggi memakan ice cream itu dengan senyum. Yah Anggi paling bahagia jika makan ice cream apa lagi rasa vanilla kesukaanya. Gara yang melihat pun merasa senang.
"Seneng gak?" Tanya Gara diselah-selah aktivitas Anggi. Anggi hanya menjawab Gara dengan anggukan kepalanya.
"Lo gak perlu mikir capek-capek buat bahagiain diri lo Gi. Kalo dengan makan ice cream aja bisa buat lo senyum" lanjut Gara yang kini membuat Anggi menatap mata Gara dalam. Ada benarnya juga ucapan Gara barusan dan yah Anggi menerima masukan Gara itu. Jika makan ice cream bisa membuat dirinya lebih baik dab lebih bahagia, kenapa tidak untuk Ia lakukan?. Soal sakit atau pun itu urusan akhir kan?.
"Bener sih kata lo. Mulai sekarang Gue bakalan beli ice cream tiap pulang sekolah" ucapan Anggi membuat Gara menyimpan rokoknya disamping dan menatap Anggi.
"Gak tiap hari juga bego. Yang ada lo sakit nanti".
"Kalo bisa bahagia Gue rela sakit dah" balas Anggi ngawur yang membuat Gara menyentil keningnya pelan.
"Sakit anjing" umpat Anggi kesal.
"Lo kalo ngomong gak pake mikir. Gila emang. Gak ngerti konsep lo" ucap Gara yang semakin membuat Anggi kesal namun Ia tetap melanjutkan acara makan ice creamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGIKA
Teen FictionAnggika Putri Aditima. Gadis cantik yang dalam hidupnya penuh dengan rasa sakit. Entah rasa sakit karena keputusan kedua orang tuanya untuk berpisah, rasa sakit karena ditinggal kekasih tanpa alasan yang jelas, atau rasa sakit karena selalu merasa s...