4

2.6K 127 2
                                    

Guys aku mau ganti jadi informal boleh? Boleh ya... Biar lebih santai aja. Jujur aku agak kesulitan mikirnya kalo formal. Aku juga mau minta maaf, setelah aku baca ulang ternyata anak anak Joe harusnya panggil papah ya? Sama satu lagi, arvaz itu bukan anak pertama yang anak pertama itu Aric. Maaf ya nanti aku perbaiki.

...

Pagi pagi sekali danzel sudah siap dengan seragamnya dia lagi nunggu bi Tia buatin bekal. Sejak pagi tadi rumah hening tidak ada suara seorangpun mungkin karena masih cukup pagi Bi Tia bangun juga karena danzel yang membangunkan.

Jam baru menunjukan pukul setengah lima pagi biasanya ketiga kakak dan jeo akan berkumpul pukul tujuh kurang.

Danzel sudah sarapan. Dia menyayangkan kakinya bosan benar benar bosan danzel baru tau ternyata bangun sepagi ini bisa sangat membosankan juga.

"Loh dek udah rapih aja mau kemana?" Tanya Aric muncul dengan wajah bantal

"Abang ka liat zel pakai serakam sekolah?" Jawab danzel kesal

"Dih pagi pagi udah marah"

"Zel marah sama Abang tingkal tingkal zel ka bilang! Kata papah Abang jalan jalan jauh!!" Danzel berujar penuh marah sembari berkacak pinggang itu justru terlihat sangat lucu Dimata Aric.

"Maaf ya... Lain kali Abang bilang deh Ade jangan marah oke?" Bujuk Aric Danzel membuang muka

"Abang bawa oleh oleh loh"

"Podo! Ka peduli zel adu papah Abang bawa cewe ke rumah dua"

"Itu apartemen namanya de-

Heh!! Tau dari mana kamu?"

"Zel liat Mingku kemarin! Mau apa????" Tengilnya

"Ada apa sih bang- wehhh brother ku sudah balik? Anjay... Gimana ceweknya cantik?" Tanya Arvin memeluk kakaknya seperti teman. Aric menatap ngeri melihat Arvin menguap lebar bahkan jalan setapak nampak jelas diujung bibirnya

"Gue kesana kerja tolol!" Aric menoyor jidat Arvin

"Arvaz mana?"

"Mandi"

"Lo Sono mandi! Bau iler!!"

"Lo juga bang noh upil Segede Bagong!"

"Bangsat"

"Hei ada apa ini? Jangan mengumpat didepan Adik kalian boy" lerai Joe. Penampilan pria itu sudah rapih.

"Bagaiman kencanmu ric?"

"Ayolah pah" Aric menatap jengah

"Ah aku tau. Kemari, minta sesuatu maka papah akan mengabulkannya. Kamu sudah bekerja keras" Joe merentangkan kedua tangannya

Aric langsung berhamburan memeluk ayahnya. Ini bukan jarang terjadi meskipun terkesan galak Joe tetaplah seorang ayah yang menyangi putra putrnya.

"Pah... Zel juka mau peluk! Papah semalam buat zel takut" celetuk danzel

"Ah sayang... Bukankah kita sudah maaf maaf an semalam? Kamu memaafkan papah dengan syarat jalan jalan kan besok?"

"Iya! Tapi tidak ajak bang Aric!"

"Dasar setan kecil" umpat Aric pelan

...

Usai mengantar danzel jeo pergi menuju kantornya. Omong-omong ketiga putranya sudah pergi kegiatan masing masing

Saat membuka pintu ruangannya jeo dikejutkan dengan wanita semalam yang membuatnya sulit dimaafkan sibungsu.

"Apa apaan kau Sora! Pergi dari ruangan ku!"

"Ayolah mas... Kenapa kau selalu terlihat marah saat aku datang berkunjung hm? Hargailah perjuangan aku untuk sampai ketempat ini! Aku benar benar tidak habis pikir kenapa kamu melarang aku menemui putra putramu!"

"Sadarlah Sora! Kamu dalang dibalik kematian istriku!!"

"Aku tidak!"

"Tapi kamu ikut andil dalam rencana Aria dan vion untuk membunuh istriku! Kamu tidak tau malu Sora! Dasar jalang gila! Tidak tau diri! Kamu adalah makhluk termenjijikan yang aku temui didunia ini!

"Cukup! Ucapan mu benar benar keterlaluan Joe! Tidakkah kamu melihat aku yang selalu menunggu kamu? Aku mencintai kamu Joe!! Aku bahkan beribu kali lebih baik dari pada catrina!"

"Cih dasar perempuan gila"





"Sora aku mohon tolong... Jangan temui aku. Jangan ganggu anak anakku, Sora cukup danzel yang jadi korban ulahmu. Sungguh hatiku sakit melihat danzel terbaring koma antara hidup dan mati"

Danzel Vance Fenedrick (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang