Kawal danzel sampai 1000 yu!
Mereka sampai dimall. Ya! Itu tujuan mereka, danzel sih yang tentuin tadi dijalan.
Danzel menatap binar toko toko yang mereka lewati sampai pusing mau beli apa.
"Papah zel mau beli semua" putusnya. Btw mereka bergandengan tangan
Penampilan mereka jadi pusat perhatian meskipun terkesan misterius keluarga Fenedrick tetap memiliki visual yang gak main main, mau dari ujung kuku sampai rambut. Apa lagi Joe yang terlihat lebih muda dengan kaos putih dan celana santai juga topi LV coklat Sebagai pelengkap biar nambah kelihatan muda dan sepatu putih. Ditambah bocah chebol digenggam pria itu yang terus menatap kagum toko toko yang mereka lewati membuat orang-orang memekik gemas.
"Ambil saja sesukamu" ucap Joe santai
"Betulan papah?!"
"Iya. Ayo cepat ambil sana" danzel mengangguk semangat. Anak itu buru buru menghampiri toko yang diincarnya semenjak datang tadi.
Toko mainan
"Papah zel mau teman Bambi"
"Teman Bambi ada dirumah dek, memangnya Abangmu belum kasih hadiah saat pulang jalan jalan tempo hari hah?"
"Belum"
"Oke ambil saja"
"Ayo papah sudah" Joe mengangguk kemudian menggenggam tangan danzel untuk pergi dari sana. Danzel menatap penuh tanya
"Papah kenapa tidak bayar?" Tanya danzel heran
"Kan papah sudah bilang ambil sesukamu mall kecil ini milik papah" ucap Joe
"Wahhh papah kaya?" Danzel bertanya polos. Dasar, memangnya selama ini bocah itu hidup susah? Bahkan kancutnya sendiri saja branded.
"Tidak, papah punya tapi tidak kaya kalo kamu mau apapun sebut saja" danzel mengangguk masih dengan ekspresi bingung. Papah nya tidak kaya? Ck.
...
Setelah menghabiskan waktu mereka dimall danzel memilih tempat ke dua yaitu makan dipinggir jalan. Ck Joe tidak masalah sebenarnya tapi bukankah tempat ini kotor?
"Papah ayo makan" ucap danzel menyadarkan joe dari lamunannya
"Ah iya. Ini sehat?" Tanya Joe konyol
"Iya ini sehat zell suka makan disini"
"Harvey benar benar tidak becus menjagamu bocah. Awas saja"
"Siapa?" Danzel bertanya bingung
"Ah tidak ada. Habiskan makananmu setelah ini kita pulang"
Sampai dimansion danzel tidur saat perjalanan tadi jadi bocah itu digendong ala karung beras.
"Tidur Mulu bocah. Baru mau main" ucap Aric mengelus pipi merah danzel yang tampak tidak terusik.
"Jangan ganggu bang kamu sudah makan belum"
"Sudah tadi"
Besoknya danzel kesiangan anak itu kaget saat bangun tidur melihat celananya basah karena semalam ia kan langsung tidur jadi tidak sempat mengenakan Pampers, mungkin papahnya juga langsung tidur.
Pas tau ngompol danzel buru buru lompat dari kasur mencari Joe karena takut dimarahi.
"Papah!!! Huwaaaa papahhh" danzel jalan berjinjit sambil megang jijik celananya.
"Ada apa?! Kenapa heyy jangan menangis" arvaz yang kebetulan lewat langsung berlari menghampiri danzel yang sesegukan. Arvaz benar benar khawatir terlihat dari ekspresi wajahnya.
"Kasurnya basah danzel tidak sengaja!!! Huwaaaaaa kenapa abang tidak bangunkan... Zell jadi bolos sekolah hiks" danzel menatap berderai air mata, hidungnya memerah, mata sipitnya jadi bengkak.
"Kamu ngompol? Tidak apa apa nanti minta bi Tia ganti yang baru ya? lagian Abang lupa tidak bantu kamu menggunakan Pampers. Ayo mandi ganti celana mu bau Pesing euwwwhhh" arvaz mengangkat ujung baju danzel sampai terangkat, menentengnya seperti kucing. Danzel cuma pasrah lagi pula bawahnya benar benar tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danzel Vance Fenedrick (End)
Random"wadduhhh si buntet masih disini. Papah! Kasih dia coklat!! Ni bocah ga akan pegi kalo belon dapet coklat. Makan coklat mulu, lo mau ompong?" Danzel menggeleng polos ia mengeratkan pegangan tasnya "Mana lagi bapak Lo belom jemput?" Danzel kembali m...