Ekstra chap

1.2K 60 0
                                    

Pemakaman sudah selesai beberapa jam lalu, arvaz duduk disalah satu kursi yang berjajar rapi dihalaman rumah. Tatapannya kosong, masih tidak menyangka bahwa bocah yang sering kali ia jahili kini sudah tidak ada, danzel nya sudah menyatu dengan tanah. Sementara kakaknya Arvin mengunci diri di kamarnya sejak pulang dari peristirahatan terakhir sibungsu.

Arvaz terkekeh geli sambil berurai airmata, mengingat beberapa hari lalu dia dan danzel sempat berjanji untuk saling menjaga satu sama lain. Arvaz hanya merasa ucapan danzel begitu lucu, apa katanya bocah itu ingin menjaganya? yang benar saja.

Bahkan kini arvaz lah yang mengingkari janjinya lebih dulu, dia tidak bisa menepati janji mereka. Arvaz merasa gagal sebagai seorang kakak, sebagai seorang yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga adik. Bukan danzel yang harus menjaganya, janji itu tidak perlu ada. Arvaz memang harus menjaga mutiara bening itu.

"Vaz... " Seseorang memanggilnya, arvaz buru buru membersihkan sisa sisa air mata.

Orang itu memeluk arvaz. Mereka menangis, tangisan sebagai teman, sebagai bagian dari kisah bocah pendek yang kini kembali berhasil mengoyak luka lama.

"Riko... lo kenapa jadi cengeng"

"Lo juga nangis anjing"

"Dasar setan, gue lagi berduka. Menurut Lo gue gagalkan jadi pelindung danzel, gue gagal jagain dia ko" arvaz kembali menangis, rasa sakit itu mengapa terasa menjadi? Danzel juga kenapa sangat berarti baginya sih,  rasa sakit itu lebih dari ketika ia ditinggal catrina dulu. Ini bahkan lebih lebih sakit, mungkin kenangannya bersama danzel lebih banyak. Rasanya arvaz tidak akan mau melupakan semua kenangan itu, bagaimana danzel menatapnya penuh harap, ketika ia tidak sengaja membentaknya. Memory itu terus berdatangan tak menentu.

"Lo ga gagal Vaz, Lo kakak paling hebat. Gue yakin Lo bisa lewatin ini. Lo jangan terpuruk terus ya? Gue tau ini pasti sesakit itu kan?

gue juga sedih denger kabar mengerikan ini. Gue juga deket sama danzel, dia cerita banyak hal sama gue. Tentang dia yang gak disukain salah satu anak dikelasnya, tentang dia yang katanya bakal ikut pensi sekolah jadi pemeran utama, jadi pangeran dia. Haha lucu banget. Malah gue pikir dia jadi kurcaci karena badan mini nya"

"tapi dia gak pernah cerita sama gue ko... Hiks

Sementara disalah satu kamar, Joe memandang Poto dirinya dan mendiang sang istri. Poto itu diambil ketika masa pacaran dulu. Itu lucu, catrina memegang tangannya erat dia juga sama. Mereka tampak bahagia dipoto itu, catrina tersenyum lebar khasnya dengan joe menatap penuh sayang.

"Cat kenapa kamu ambil danzel dari ku? Apa aku seburuk itu jadi ayah? Cat aku bisa kok jaga danzel kamu gak perlu bawa dia, penyesalan aku cukup didanzel pas bayi. Aku gak ada saat bocah itu butuh sesuatu, seseorang menjaganya dengan baik. aku bersyukur untuk itu, cat aku mohon... Jika ada kehidupan kedua bisakah kita tidak saling bertemu? Kisah ini tidak perlu ada, aku ingin kamu menemukan lelaki yang lebih baik dari ku. Kita tidak perlu menjalin kasih, mereka tidak perlu hadir. Aku egois kan cat, kamu ingat? Aku yang memaksa mu untuk menikah denganku dulu, kamu tidak benar benar menginginkan pernikahan Kitakan? Tidak masalah.

Maaf kan aku ya cat, bahkan disaat saat seperti ini aku masih menyalahkan mu, menyalahkan kesalahan besar yang aku buat. Aku hanya menyesal, sangat menyesal hiks.....




Bisa menjaga danzel katanya?



Ting

Pah

Bang Arik kecelakaan

...

"AGHHHHHHHHH anjing dunia! Taik!

Tuhan.... Kenapa lo ambil danzel gue?! Kenapa tidak dengan kenangannya juga? Menyakitkan mengingat itu hiks.... Danzel bang Arvin minta maaf gak bisa jaga kamu






Disisi lain

Seseorang membuka mata dengan nafas memburu

"Hah hah hah"

"Nathan hei! Bernafas lah dengan baik, biar ku panggilkan dokter" ujar  orang yang duduk dikursi dekat tiang infus, orang itu buru buru pergi. Tunggu tiang infus- matanya langsung menatap sekitar

"Gama?" Nathan Skyces Mahendra, menatap temannya penuh tanya

"Ya gue gama than lo lama banget tidur nya si nyet" gama langsung memeluk Nathan yang masih diliputi kebingungan. Usai diperiksa dokter sekalian mencopoti alat alat yang menempel diarea dadanya dan katanya Nathan mengalami geger otak ringan. Tiba tiba ruangan itu hanya diisi keheningan, gama tidak tau harus memulai dari mana karena Nathan juga melupakan nya.

"gue Nathan?" Jadi semua itu hanya mimpi? Jadi dirinya masih si Nathan yang katanya pembunuh itu? Si broken home yang tidak pernah mendapatkan keadilan seumur hidupnya. Lalu kenapa dimimpi itu Nathan jadi membenci danzel? Apa karena danzel adalah kebalikan takdir buruk hidupnya? Ya tapi Danzel memang pantas dibenci! Anak itu hidup terlalu sempurna, meskipun pernah merasakan walau sebentar tapi itu tetap tidak adil!

"ya lo nathan temen gue, nathan Skyces Mahendra-

"g- gue lupa"

"its oky"

"ayah mana?

"bokap lo-

Danzel Vance Fenedrick (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang