"hari ini Oma opa dari pihak ibumu akan berkunjung jadi kalian bersiaplah. Jaga sikap"
"Berkunjung atau tinggal disini" sahut aric dingin. Dari nada nya terdengar tidak begitu menyukai Cassano family.
"Hanya berkunjung, aric tenanglah danzel tidak akan papah biarkan mereka membawanya"
"Aku juga pasti tidak akan membiarkan nya pah, masalah nya dua sepuh itu suka sekali memonopoli chebol ku"
"Danzel milikku juga bang" ucap arvaz tak terima
"Faktanya danzel lebih dekat dengan ku" timpal arvin sombong
"Cih congor mu Vin" arvaz memutar bola mata malas
"Ck congor mu juga arvaz! Kalian kembar lebih baik mandikan si bayi bocah itu jika sudah main kotor kotoran lupa waktu jangan sampai kalian menemukannya tercebur got lagi"
"Baik pah"
...
" Astaghfirullahaladzim danzel!" Arvaz membuka mulutnya tak percaya melihat danzel yang mengotori hampir semua bagian depan mobilnya dengan lumpur! Lihat keadaan bocah itu sekarang. Bajunya penuh lumpur, wajahnya penuh juga dengan lumpur, apa lagi Pampers! Warnanya sudah jadi warna coklat.
Danzel menghentikan aksinya anak itu menautkan jari jarinya natap Arvaz arvin takut takut.
"Kita kristen bang" Arvin menyadarkan
"Diam Lo gue lagi kesel!" Arvaz berjalan tegas rasanya dia mau meledak melihat kelakuan danzel yang tidak ada habisnya.
"Pagi pagi ngompol, siang dikit kotor kotoran astaga danzel Abang sampai gak bisa berkata-kata, mobil gue.......
Arvaz menghampiri mobilnya dramatis. Ya ampun mobil ini bahkan belum dia gunakan sama sekali! Hadiah dari Aric tahun lalu, ceritanya dia mau jalan jalan sebentar pake mobil baru ini makanya dia keluarin buat dipanasin sebentar.
"Ada apa?" Joe datang dengan segelas teh hangat. Pria itu jarang ngopi guys, ngerokok pun hanya sesekali.
"Danzel pah! Marahin dia! kotorin mobil Abang! Pah... Apas belum pake mobilnya sama sekali" tunjuk arvaz kesal
Danzel semakin menundukkan kepalanya bahkan matanya sudah berkaca-kaca
"Jangan lebay minta Harvey bersihin"
"Loh Harvey jadi supir juga?" Arvin terkejut
"Suka suka papah lah orang papah yang gaji." Joe menggandeng tangan danzel untuk segera mandi.
...
"Apa kesalahanmu hm?" Joe bertanya lembut arvaz duduk disebelahnya bersedekah dada. Danzel sudah dimandikan dua kali! Catatan dua kali! Rambutnya lengket dengan tanah sampai sulit dibilas.
"Buat mobil abang kotor"
"Terus?"
"Pecahkan kacanya"
"Sudah tau salah masih dilakukan!" Ujar arvaz kelewat kesal. Setelah diteliti lagi ternyata kaca mobilnya juga pecah! Arvaz jadi makin pengen nerkam danzel saat itu juga.
"Shtt dengarkan dulu" lerai Joe arvaz membuang muka nambah kesal
"Alasannya?" Joe kembali bertanya
"Zell kira mobil bang Aric... Bang Aric belum kasih zel hadiah pas jalan jalan kemarin... Hiks Abang zell maaf... Hiks..
"Kalaupun itu mobil bang Aric kamu tidak boleh melakukannya danzel... Papah tidak suka, kamu boleh kesal katakan jika kamu kesal tapi merusak barang orang sebagai pelampiasan itu juga tidak bisa dikatakan benar" Danzel semakin histeris
"Minta maaf" titah Joe
"Bang apas zell minta maaf hiks tidak sengaja, hiks...
"Tidak! Masuk ke kamarmu dan renungkan! kembali jika benar benar merasa bersalah. Abang masih kesal" arvaz hanya tidak mau kekesalan berujung melukai danzel.
"Huwaaaaaaaaaa
"Cengeng dasar" Arvin memangku danzel keluar
"Mending liat bang Aric lagi kasih makan Noah" danzel tidak menjawab dia pegang dadanya yang sakit
"Sakit?" Tanya Arvin khawatir tangannya mengelus dada danzel perlahan
"Hiks shht sakit...
"Kita kerumah sakit ya?"
"Tidak mau huwaaaa
"Sebentar. Pah! Papah! Danzel dadanya sakit!" Arvin makin dibuat panik ketika danzel mulai terkulai lemas dipangkuan nya
"Papah!!! Kalian benar benar congek'an!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Danzel Vance Fenedrick (End)
Random"wadduhhh si buntet masih disini. Papah! Kasih dia coklat!! Ni bocah ga akan pegi kalo belon dapet coklat. Makan coklat mulu, lo mau ompong?" Danzel menggeleng polos ia mengeratkan pegangan tasnya "Mana lagi bapak Lo belom jemput?" Danzel kembali m...