14. Bohong Sedikit Banyak

42 9 4
                                    

«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«

CHAPTER 14 : Bohong Sedikit Banyak

                 »

¦
~
¦

Punya teman yang hobi loyal tentu menjadi salah satu nasib baik untuk Gia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punya teman yang hobi loyal tentu menjadi salah satu nasib baik untuk Gia. Setiap gajian tiba, Wenanda selalu mentraktirnya dengan fine dining di restoran steak langganannya, atau di restoran omakase menunya dibuat di depan mata satu persatu. Maka dari itu jika Gia gajian tidak mungkin dia tidak mentraktir Wen juga. Gia sih tidak menolak diajak makan mewah, kapan lagi coba dapat gratisan makan wagyu.

"Wen, sumpah deh gue bingung banget. Rumah yang lo kasih lihat kemarin cakep sih, tapi ada tawaran lain yang lebih cakep yang bikin gue makin nggak bisa tidur." Ujar Gia setelah menelan suapan daging pertamanya.

"Oh ya? Dimana?"

"Antarez mau sewain apartemennya, katanya dia mau pindah bulan ini, terus dia nawarin gue. Ampun deh gue bingung banget, menurut lo gimana?"

"OMG! Kalau emang harganya cocok ya sok aja, gih survey tempatnya gue ikut!" Wen juga penasaran kali dengan Antarez-Antarez itu.

"Lo ikut? Nggak ah, bahaya! Lo kan nggak bisa lihat cowok gantengan dikit."

"Ihh penasaran kali gue!"

"Perasaan udah gue tunjukin fotonya Antarez deh, masih penasaran dari mananya? Yang jelas sih aslinya lebih asik, lebih ganteng. Aahh, masa beberapa waktu yang lalu kepala gue sempet diusap Antarez, melting banget gue untung masih hidup."

"Justru itu kenapa gue makin penasaran! Kok bisa temen gue yang paling enggak peka sama cowok naksir berat sama dia."

"Ish, penulis cowok itu punya aura tersendiri yang bikin kharismanya makin luar biasa. Kalau Nathan penulis mungkin gue bakal tertarik sama dia."

"Idih idiiih dari sekian penulis gandrungnya sama Antarez aja tapi."

"Kayak lo sama Gusti nggak aja." Cibir Gia tak ingin kalah, perasaan dari tadi dia terus yang disudutkan oleh Wen.

A HALF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang