«
CHAPTER 9 : Kerja, Kerja, Ngebucin
»
¦
~
¦Jane Ruslan itu selain cantik, ia sangat pandai berbicara, ia memiliki cara berkomunikasi yang sangat baik. Setiap mendengarnya melakukan presentasi di meeting pagi, Gia seperti melihat seorang wanita karir yang sangat mengagumkan.
Pagi ini, Gia lebih kagum karena Jane menyepol rambutnya dengan jedai ke belakang dengan asal, hanya memakai kaos longgar yang dia masukkan ke dalam rok midi, tapi penampilannya jadi sangat stylish karena dilengkapi dengan boots kulit warna hitam yang sangat trendi. Sederhana, elegan dan cantik di waktu yang bersamaan.
"Iri banget, Kak Jane gitu aja super cantik." Celetukan itu nyaris keluar dari mulut Gia, sebelum akhirnya keluar lebih dulu dari mulut salah satu rekan yang duduk disampingnya.
Gia mengangguk setuju, "Iya, cewek kalau lihat kak Jane pasti iri." Sahut Gia menyuarakan isi hatinya juga.
Meeting pagi itu berakhir setelah Jehan membuat konklusi atas rencana mingguan mereka, kemudian semuanya kembali ke ruangan masing-masing. Gia masih tenggelam dalam dunianya, menyelami kisah manis yang ditulis Antarez, saat Jane menepuk pundaknya. "Serius banget, udah sampek mana Haze?"
Gia sedikit terlonjak, tapi langsung menunjukkan senyum. "Kak Jane harusnya tahu kalau kekuatan fangirl itu lebih cepat menyelesaikan kerjaan. Udah selesai aku baca dan tandain yang perlu di edit, tinggal baca ulang buat cek lagi."
"Bagus-bagus! Nih ada yang nungguin!" Jane meletakkan berkas, berisi sinopsis cerita Antarez lainnya. "Yang ini project amal, mini book bergambar, kamu kerja sama juga nanti sama art desainernya."
"Loh Antarez lagi kak?"
"Iya, ini rahasia ya? Tapi, waktu aku mau serahin ke editor senior yang lain, Antarez bilang, kenapa nggak kamu aja, gitu, kalian ada apa nih? Jangan-jangan aslinya kalian sodara ya?" Jane mengecilkan suaranya, memastikan tidak ada asisten editor lain yang mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A HALF HEART
Fiksi PenggemarHati mendesaknya untuk menjatuhkan pilihan, antara memendam lara atau menelan pahitnya menjadi orang ketiga. Gia terlanjur jatuh cinta dan tak ada cara untuk menghapus rasa itu, meski dia tahu kalau Eza adalah lelaki yang hatinya telah berpemilik. ...