12

317 27 6
                                    

"Pelaksanaanya besok, apa yang harus kita lakukan?"

"aku tidak bisa tidur"

"aku sangat takut" ujar Heerak.

"karena cemas, mataku sama sekali tidak mengantuk" ujar Yeona.

"Tidak akan terlalu berbahaya di pinggiran kota" ujar Jangsoo.

"Lalu kenapa mereka menyuruh kita menulis wasiat?" tanya Jun Hee.

"Mereka akan mengirim kita pulang jika kita melewati ini" ujar Yeonju.

"Hanya itu alasanku, jika kita berhasil melewati ini.." gumam Ilha.

"aku merindukan orang tuaku" ujar Soon Yi.

"aku juga merindukan keduanya" ujar Yeona.

"aku juga" timpal Yeonju.

"Aish, shibal" kesal Heerak.

"aku rindu kimchi jiggae ibuku" ujar Duk Jeong.

"apa lagi? aku rindu ibukuuu"

"sttt stt stttt" ujar Yujung meletakkan telunjuk di depan bibirnya, mengisyaratkan yang lainnya untuk diam.

"Yeona, kemari" ajak Ilha.

Entah kenapa Ilha malah mengajak dirinya untuk bersembunyi di dalam selimut.

"astaga, astaga" terdengar keributan di sekitar mereka.

"Kwon Ilha!" terdengar suara Letnan Lee, mau tak mau Ilha membuka selimut yang menutupi keduanya.

"Maafkan kami telah membuat keributan malam-malam" ujar Yeona.

Letnan Lee beralih menatap Yu Jung, membuat gadis itu memeluk erat kantong wasiat mereka.

"kalian-" ujar Letnan Lee terpotong oleh perkataan Yu Jung.

"maafkan aku, kami tidak bisa tidur, kami akan segera kembali" ujar Yu Jung kemudian memberi tanda pada yang lainnya agar segera kembali.

"kalian" ujar Letnan Lee.

mendengar ucapan Letnan Lee mereka menjadi diam, sama sekali tak bergerak. Mereka semua menunggu Letnan melanjutkan pembicaraan dengan perasaan takut.

"kudengar kalian semua belum makan" lanjut Letnan Lee.

"Sersan Kim, bawa itu kemari" perintah Letnan Lee yang langsung di lakukan oleh Sersan Kim.

Mereka menatap bingung satu sama lain, apa yang akan Letnan lakukan pada mereka?

Tak lama Sersan Kim membawa beberapa nampan berisi makanan, ini makanan yang normal, bukan makanan ala tentara yang biasanya mereka makan.

"apa ini?"

"apa itu?"

"entahlah"

"ini roti"

"enak?"

Letnan Lee beradu pandang dengan Won Bin, kemudian mereka melakukan jabat tangan dan sebuah trik.

keduanya mulai melakukan sesuatu pada makanan, seolah-olah mereka adalah seorang koki profesional.

melihat aksi itu membuat mereka semua kembali merasa senang dan bersemangat.

"ini adalah trik sulap yang mengubah biskuit menjadi kue mangkuk" ucap Letnan Lee.

begitu kue itu tersaji, mereka bertepuk tangan dengan sangat antusias. Jangan lupa, tentunya mereka juga membuat Ramyeon.

"aromanya enak sekali"

"enak sekali"

"Buka mulutmu" ujar Letnan Lee menyodorkan se sendok Ramyeon pada Yeona, gadis itu tentu menerimanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duty After School X ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang