29 21 1
                                    

Kegiatan di pesantren berlangsung seperti hari biasanya, yang di mana tidak lupa melakukan ibadah dan berusaha Taat kepada Sang Pencipta.

Malam ini pukul 21:00, Bintang sudah selesai mengaji bersama teman-temannya, namun ia tak lekas kembali ke asrama nya, ia merasa ingin berdiam terlebih dahulu di aula dengan ke empat temannya itu.

Kini mereka sedang asik bersenda gurau dan berbincang-bincang satu sama lain. Namun, adegan itu terhenti dan seketika hening tatkala ada seorang laki-laki yang membuka suara dan menghampiri mereka.

"Maaf, Bintang yang mana, ya?" tanya lelaki itu tanpa duduk terlebih dahulu.

Bintang menoleh ke atas dan sedikit kebingungan, ia mengacungkan tangannya.

"Ada yang nyariin,"

"Siapa?" tanya Bintang.

"Rumaisya." jawab lelaki itu sembari pergi meninggalkan Bintang dan teman-temannya.

Ke empat temannya menoleh kepada Bintang, tak lupa dengan senyum di wajahnya.

Tak ingin lama-lama melihat pemandangan itu, Bintang pergi menuju pintu keluar Aula seorang diri. Dari dalam pintu, samar-samar Bintang melihat Rumaisya, segera ia menghampirnya.

Menyadari kehadiran Bintang, Rumaisya pun tiba-tiba kalut, tak ada bayangan dalam pikirannya tentang apa yang ia ingin bicarakan dengan Bintang, terlihat saat ini bahwa telapak tangannya begitu bergemetar.

Bintang mengangkat alisnya dengan melihat ke wajah Rumaisya.

Rumaisya menarik nafas pelan dan menghembuskannya, seperti sedang mengatur pernafasannya yang sedari tadi tidak beraturan. Tanpa menunggu lama, ia memulai pembicaraan dengan Bintang.

"Buku punyaku mana?" tanyanya dengan sedikit menaikan kepalanya karena Bintang lebih tinggi darinya.

"Nanti gue balikin," respon Bintang.

"Kapan? Aku butuhnya sekarang" tutur Rumaisya seraya menoleh ke sekeliling lantaran takut dan tak nyaman berada disana.

Tak ada jawaban dari Bintang, ia hanya terdiam melihat ke angkasa dan memperhatikan Bintang-bintang kecil yang ada disana.

"Balikin sekarang!" pinta Rumaisya dengan nada sedikit tinggi.

Bintang menoleh dan menatap Rumaisya dengan tatapan tidak senang, "Lo ambil sendiri ke asrama."

Rumaisya menggeleng secara berulang-ulang.

"Pokoknya, harus balikin malam ini juga."

Bintang menggenggam tangan Rumaisya yang terhalang dengan pakaiannya, ia menariknya dengan cepat.

"Lepasin!" ucap Rumaisya pelan dengan nada gregetnya, ia takut ada seseorang yang melihatnya.

Bintang tak menggubrisnya, ia terus menarik Rumaisya hingga sampai di asrama putra, Bintang menyuruh Rumaisya menunggu didepan gerbang.

Tak lama, Bintang datang kembali dengan buku yang di maksud oleh Rumaisya, ia menyerahkannya ke hadapan Rumaisya.
Saat Rumaisya ingin mengambil buku itu, seolah-olah Bintang memainkannya sehingga Rumaisya tak mendapatkannya. Hal ini sangat membuat Rumaisya kesal.

"Enak aja Lo main ngambil aja, Lo pikir gue nyeret Lo kesini gak pake tenaga apa?" ujar Bintang.

"Gak ada yang nyuruh!" pekik Rumaisya.

Bintang tak membalas, ia segera berbalik badan meninggalkan Rumaisya.

Tak ingin menyerah begitu saja, Rumaisya mengejar Bintang hingga sempat memanggil namanya.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang