14 5 1
                                    

Barang yang di butuhkan oleh Bintang sudah terbeli, begitu pun dengan titipan Widya yang sudah ada di dalam keresek yang dipegang oleh Rumaisya.

Mereka berdua harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju ke parkiran, di dalam perjalanannya Bintang pun merebut keresek yang sedari tadi di pegang oleh Rumaisya.

Melihat tingkah itu, Rumaisya pun kebingungan dan memasang ekspresi jutek diwajahnya.

"Biar gue yang bawa," Bintang bersuara.

Di sebelah kanan dan kirinya sangat ramai orang berjualan, bagaimana tidak namanya juga pasar, ada berbagai barang yang terjual di sana, salah satunya yang membuat Bintang terfokus melihat ke sebelah sana adalah dengan adanya Penjual Gelang.

Bintang menuju ke tempat gelang itu seorang diri dengan membawa belanjaannya tanpa memperdulikan Rumaisya di sampingnya.

"Hey!" panggil Rumaisya yang mengikuti Bintang dari belakang.

"Mang, yang ini berapa?," tanya Bintang dengan memegang gelang yang bercorak Bintang di atasnya.

"Dua puluh lima ribu, a." respon penjual Gelang.

"Saya beli, ya. Ini uangnya mang," Bintang menyerahkan uang sejumlah sepuluh ribu tiga lembar.

"Ini kembaliannya," ujar pedagang itu menyerahkan uang kertas selembar lima ribu rupiah.

"Gak usah, mang, ambil aja,"

"Makasih, ya."

Respon Bintang tersenyum.

Ia melirik ke arah Rumaisya, "Anjay, bagus gak gelang gue?" tanyanya sangat excited.

"Jelek," balas Rumaisya tanpa menoleh kepada Bintang, ia tengah memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang di pasar sembari melipat kedua tangannya di depan perut.

"Lo kalo mau gak usah ngeledek gue begitu," bangkit Bintang dari posisi jongkoknya, "Mang, ada yang bercorak Bulan, gak?" tanya Bintang seraya memegang serta melihat-lihat ke arah Gelang yang menggantung disana.

"Ada, nih." jawab pedagang itu sembari menyerahkan Gelang bercorak Bulan kepada Bintang.

Bintang mengambil gelang itu, "Kalo yang ini berapa, mang?" tanyanya.

"Dua puluh ribu,"

"Nih, mang. Saya beli lagi, ya." ucap Bintang menyerahkan uang kertas selembar dua puluh ribu rupiah.

"Makasih ya, mang." akhirnya seraya pergi dari sana.

Rumaisya dari tadi tak menoleh kepada Bintang, ia terus berjalan serta pandangannya lurus tanpa menoleh kemana-mana.

Bintang memegang pergelangan tangan Rumaisya, hingga Rumaisya menepisnya kasar, "Kenapa, sih?!"

Perjalanan mereka berdua terhenti sejenak.

Bintang menyerahkan Gelang bercorak Bulan itu kepada Rumaisya, "Buat Lo." ungkapnya.

Rumaisya mengambil pemberian dari Bintang, ia memegang gelang yang terbalut dalam bungkus beningnya
itu dan melihat setiap bagian demi bagian gelang tersebut, "Cantik banget motifnya," hati kecilnya berkata.

Tak lama dari itu, ia mengembalikan gelang tersebut kepada Bintang dengan kasar.

"Gak suka, ya?" tanya Bintang dengan nada sedikit khawatir disertai raut muka yang lusuh.

Rumaisya mendapati moment itu, ia melihat ke wajah Bintang dengan senyuman yang tertahan di wajahnya, "Suka, kok. Tolong bukain bungkusnya."

Bintang membuka bungkus bening dari gelang itu, ia menyerahkan Gelang itu kembali kepada Rumaisya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang