Chapter 6

11 6 0
                                    



Brak!.

Suara benda terjatuh dengan sangat keras mengalihkan fokus Ghalen dan Melody, membuat mereka mencari darimana sumber suara tersebut.

"Blacky". Seru Ghalen.

Ghalen berlari menghampiri sumber suara, membuat Melody memutar matanya malas.

Sumber suara benda terjatuh itu ternyata berasal dari pot bunga yang di jatuhkan Blacky. Blacky adalah seekor anjing berwarna hitam berjenis Bulldog milik Melody.

Ghalen berlari lalu menyamakan tinggi badannya dengan Blacky, mengelus pelan kepala anjing itu. lalu Ghalen membawanya menghampiri Melody yang masih setia berdiri disamping motornya.

Ghalen menyamakan tinggi badannya lalu kembali mengelus kepala Blacky lembut embut. "Makin gede aja". Ujar Ghalen.

Ghalen terus mengelus kepala anjing berwarna hitam itu, membuat Blacky nampak nyaman bersama Ghalen.

Melody menatap Ghalen jengah. "Lo mau main sama Blacky sampek kapan?? Enggak mau berangkat sekolah apa?". Tanya Melody.

"Gue main sama Blacky aja 'lah". Jawab Ghalen. " Lagian capek, Mel. Sekolah mulu, bisa botak ni kepala gue kayak kepala punya pak Bagus". Lanjut Ghalen.

Melody menggigit bibir agar tawanya meledak, tak mungkin ia tertawa mendengar jokes Ghalen yang jauh lebih seperti pembullyan.

"Ketawa aja Mel. Pak Bagus nggak bakal tau kok".

"Apasih!!".

"Ketawa aja. Ketawa lo nggak bakal bikin jabatan lo di copot".

••••••••••••••••••••••••••

Sedangkan diparkiran sekolah Kenzo nampak duduk di motornya, ia celingukan mencari seorang yang dari tadi ia tunggu. Kenzo memutar badannya menghadap ke arah gerbang sekolah.

Kenzo melihat jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 60.00. "Sasya udah dateng belum ya?". Batin Kenzo.

Sudah hampir 30 menit Kenzo menunggu di parkiran namun orang yang ia tunggu tak kunjung datang.

"Ini sebenarnya Sasya yang datang telat, apa gue yang kepagian". Batin Kenzo menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Mas jangan ngelamun di sini, nanti kesurupan". Tegur seorang kepada Kenzo.

Kenzo memutar matanya malas saat menyadari jika pemilik suara adalah Kanaya-salah satu bagian dari Ghyarra CS termasuk teman Sasya juga.

"Enak aja mas-mas, gue berlian". Balas Kenzo.

"Gak, nyambung lo nyet".

"Nyat-nyet-nyat-nyet. Muka lo mirip monyet".

"Sensitif lo, Ken. Kayak cewek pms".

"Lagi berantem sama ayang ya?". Tanya Kanaya dengan nada meledek.

Kanya menelisik wajah Kenzo yang hanya diam, hingga akhirnya tertawa Kanaya pecah saat menyadari jika dugaannya benar.

"Tragis banget nasib lo". Ledek Kanaya lagi
dengan gelak tawa yang mengiringinya.

"Berisik lo jomblo".

"Biarin".

"Sasya datang tuh". Tunjuk Kanaya kepada seorang gadis berhijab yang baru saja memasuki gerbang dengan berjalan kaki.

Kenzo mengikuti arah yang di tunjuk Kanaya, setelah memastikan itu Sasya Kenzo pun berlari menghampiri Sasya.

Kanaya menggeleng kepalanya. "Pagi-pagi udah liat pemandangan yang bikin mata sepet aja". Monolognya.

GhalendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang