Chapter 18

9 2 0
                                    

Mentari datang menyapa bumi, ia tiba dengan membawa secercah cahaya indah nan penuh syukur bagi setiap makhluk yang masih bisa merasakannya.

Hari ini adalah pernikahan Ghalen dan Melody, acara mereka akan dilaksanakan secara sederhana karena hanya ada acara hijab Kobul. Pesta akan di adakan setelah keduanya lulus SMA.

Acara pernikahan adalah hari paling bahagia serta sakral bagi setiap insan yang akan merayakannya, namun berbeda dengan Ghalen. Ia justru dihantui rasa bersalah di hari pernikahannya.

Ghalen tak mengerti mengapa ada rasa bersalah, ia merasa sudah mengikhlaskan semuanya. Termasuk mengikhlaskan Alisha untuk bersama Varo. Mungkin ini ending dari takdir yang selalu Ghalen hindari selama ini.

"Maafin gue, Sha. Dan terima kasih buat semuanya". Batin Ghalen saat bayang Alisha tiba-tiba hadir mengisi pikirannya.

Ghalen tak pernah mengerti dengan perasaannya sendiri, terkadang ia merasa sangat mencintai Alisha. Namun terkadang Ghalen juga merasa Melody menghadirkannya sebuah rasa nyaman yang tak pernah bisa ia temui pada orang lain, bahkan pada Ghyarra sekalipun. Entah perasaan macam apa ini.

Tak banyak tamu yang di undang, hanya beberapa rekan bisnis terdekat Arga serta Nathan saja yang terlihat memenuhi di kediaman Ganendra. Karena pernikahan Ghalen dan Melody masih bersifat private.

Sedangkan Melody dan Ghalen pun hanya mengundang sahabat terdekat mereka saja, seperti Chyntia, Kanaya, Sasya dan Kenzo. Tanpa adanya Varo, Revan atau Langit, karena semuanya adalah keputusan dari Ghyarra dan Vanya. Ghyarra beranggapan jika ketiga cowok itu tak bisa di percaya, terlebih lagi untuk menjaga rahasia.

Ghalen menarik nafasnya beberapa kali saat melihat para tamu yang semakin banyak berdatangan, ia merasa ada yang aneh dari perasaannya. Bukan sekedar rasa gugup tapi juga ada rasa khawatir.

"Kenapa perasaan gue jadi nggak karuan gini". Batin Ghalen.

                           •••••••••••••••••

Melody berada di dalam kamarnya ditemani MUA yang masih sibuk merias wajahnya. Melody tampil dengan sangat elegan, gaun indah berwarna putih salt yang membalut tubuhnya.

Melody tersenyum tipis menatap pantulan dirinya dibalik cermin, rasa ragu, khawatir dan tak percaya menjadi satu dalam hatinya.

"Apa gue bisa lewatin ini semua?". Batin Melody.

Melody berusaha meyakinkan hatinya untuk percaya, walaupun di satu sisi logikanya terus membuatnya ragu. Melody hanya takut sesuatu saat Ghalen berubah dan memilih Alisha.

"Kamu kenapa? Mikirin malam pertama ya?". Tebak MUA membuat tubuh Melody menegang.

Sial! Hampir saja Melody melupakan malam terkutuk itu, Melody benar-benar tak siap untuk hal semacam itu.

"Jangan takut, awalnya emang sakit tapi nanti juga kamu terbiasa. Rasanya enak kok". Lanjut MUA itu.

Melody hanya diam, ia benar-benar tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Oke, udah siap". Ucap MUA yang telah menyelesaikan make up di wajah Melody.

"Calon adek ipar gue cantik banget". Puji Ghyarra yang baru saja masuk bersama Chyntia dan Zoya.

Melody tak menanggapi pujian dari Ghyarra, Melody jadi merasa jantungnya semakin berdegup kencang di detik-detik akad nikahnya.

"Iya, cantik banget. Padahal ini make up-nya udah paling natural tapi keliatan perfek banget". Jawab MUA.

"Yasudah, sekarang kita turun akad nikahnya sebentar lagi akan di mulai". Ajak Zoya.

                             ••••••••••••••••••••

GhalendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang