Pagi yang cerah di SMA Pelita Bangsa, banyak siswa berlalu lalang ada yang berjalan menuju kelas, ada juga yang berjalan kearah kantin untuk sarapan.
Ghyarra duduk sendiri di kelas yang masih nampak sepi, dengan mata yang tak henti menatap pintu kelas. Berharap orang yang ia tunggu segera datang.
"Ayok lah, Sha masuk please. Gue enggak mau makin berpikir aneh-aneh tentang lo". Batin Ghyarra.
Ghyarra terlalu fokus dengan pikirannya, hingga tak menyadari Chyntia yang sudah duduk di kursi didepannya.
Chyntia berbalik menghadap Ghyarra. "Morning, Ghya". Sapa Chyntia, namun tak ada jawaban dari Ghyarra.
Chyntia menatap Ghyarra dengan tatapan sulit di artikan, aneh saja sepupunya itu diam saat ia sapa. Tak seperti Ghyarra yang biasanya.
"Ghy!". Panggil Chyntia, tetapi tetap tak ada jawaban dari Ghyarra.
"Ghya!". Panggil Chyntia lagi dengan suara lebih keras, namun masih tak ada jawaban dari Ghyarra.
Chyntia menatap Ghyarra dengan tatapan heran, namun seketika senyum terbit di bibir manisnya saat sebuah ide jail terbit di benaknya.
Chyntia memencet hidung Ghyarra hingga membuyarkan semua lamunan Ghyarra. Ghyarra merasa terganggu pun menatap kesal Chyntia yang justru tersenyum ke arahnya, tanpa dosa.
"Lo hoby banget si, Chyn. Mencet hidung gue". Omel Ghyarra.
"Sorry-sorry, habisnya lu di panggil enggak jawab". Ucap Chyntia nyengir.
Ghyarra tak menjawab ia hanya menarik nafasnya pelan, lalu menghembuskannya dengan kasar.
"Lo kenapa, Ghy? Ada masalah? Kek lagi banyak pikiran aja". Tanya Chyntia peka.
"Gue cuma kepikiran sama Alisha doang. Udah 3 hari ini dia absen mulu, alasannya juga enggak jelas".
"Maybe, dia sakit".
"Gue jadi kepikiran, apa jangan-jangan Alisha itu sebenernya punya penyakit lain yang di sembunyiin dari kita".
"Gue enggak tau soal itu, Ghy".
"Gue tau lo sembunyiin sesuatu, Chyn".
Chyntia menatap Ghyarra heran. "Sembunyiin soal apa?". Tanya Chyntia.
"Gue yakin, lo tau sesuatu soal Alisha. Alisha sebenernya enggak terlahir dengan jantung yang lemah 'kan? Lo, Kenzo sama Sasya sepakat nutupin penyakit Alisha dengan embel jantung yang lemah ke kita, biar kita enggak khawatir sama keadaan Alisha sekarang". Tuding Ghyarra.
Chyntia bungkam, ia benar-benar salah jika berbohong pada Ghyarra. Sepupunya itu benar-benar cerdik, bahkan Ghyarra bisa menebak sedemikian rupa rencana mereka tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Chyntia menghembuskan nafasnya pasrah. Chyntia sebenarnya tak pernah mau membohongi Ghyarra, Melody atau siapapun, namun ia terpaksa melakukannya karena permintaan dari Alisha.
"Yang gue bilang bener 'kan, Chyn?". Lanjut Ghyarra karena melihat Chyntia yang hanya diam.
Chyntia mengangguk pelan. "Lo bener, Ghy. Kita boongin lo, enggak cuma lo tapi Melody, Kanaya juga. Kita lakuin semuanya karena Alisha enggak mau lebih banyak orang yang tau dan khawatir sama kesehatan dia". Jujur Chyntia.
"Trus apa artinya kita sebagai sahabat Alisha? Apa segitu enggak berharganya kehadiran kita buat Alisha? Kita udah sahabatan dari lama kenapa harus nutupin ini semua?"."Gue tau cara Alisha salah, tapi dia lakuin ini cuma biar lo enggak khawatir aja sama kesehatan dia".
"Gue minta sama lo, Ghy. Jangan pernah bilang apapun sama Ghalen ataupun Melody, please". Mohon Cynthia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghalendra
Ficção Geral"Senja itu duka, ia selalu pergi sebelum bumi siap menyambut malam. Senja terburu-buru pergi meninggalkan bekas luka, dalam setiap indah jingganya" -Ghalendra Orryon Dhevankha