ᝯhɑ℘tꫀꭈ (ၴႅၴ10

135 22 6
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak
Berupa vote + komen yang banyak
Aku makin semangat nulis kalo respon kalian
Antusias

Saat pintu ruang kerjanya terbuka, Jeffry langsung berbalik, memutar kursinya, dan mengangguk singkat, memberi isyarat kepada seseorang yang berdiri di ambang pintunya untuk segera masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat pintu ruang kerjanya terbuka, Jeffry langsung berbalik, memutar kursinya, dan mengangguk singkat, memberi isyarat kepada seseorang yang berdiri di ambang pintunya untuk segera masuk.

Pemuda itu tersenyum ramah, membungkuk hormat, lalu mengambil tempat tepat di depan Jeffry. "Saya sudah ngobrol sama mereka. Om tenang aja. Puteri Om baik-baik aja."

Jeffry mendesah keras, menyisir rambutnya yang lebat hitam legam itu ke belakang dengan jari, lalu menumpukan siku ke meja dan bertopang dagu. Rasa lelah terpancar dari kedua irisnya yang berbeda. "Maaf merepotkan. Om nggak bisa sembarangan mengambil langkah untuk anak Om. Tahu sendirilah...." Ia mengangkat bahu. "Banyak mata dan mulut di mana-mana. Seharusnya Rayna tahu kalau dia akan dikenali oleh banyak orang, ck...anak itu memang kurang ajar," gerutunya. Inilah repotnya menjadi seseorang yang memiliki jabatan penting di pemerintahan. Apapun yang terjadi pada keluarganya, pasti akan menjadi bahan berita dan sorotan bagi masyarakat. Belum lagi, jika ada pihak lain yang terlibat. Situasinya akan menjadi semakin rumit.

"Itu sudah jadi tugas saya, Om." Pemuda itu masih tersenyum. "Kami selalu ngawasin dari jauh dan aku pastiin semua masih aman. Aku nggak mau gegabah dan langsung datengin dia seperti dulu."

Jeffry mengangguk sekali lagi, melirik jam di pergelangan tangannya, kemudian bangkit dari kursi, mendekati pemuda itu, serta menepuk akrab pundaknya.

"Om bersyukur keluargamu tidak tersinggung dengan apa yang dilakukan anak Om saat pertemuan di restoran saat itu. Anak itu mungkin hanya shock karena dijodohkan. Dia memang agak suka memberontak tapi Om yakin dia akan suka sama Kamu ketika kalian ketemu nanti." Jeffry tertawa pelan. "Hanya kamu satu-satunya lelaki yang paling cocok untuk Rayna, Melvin."

Melvin hanya bisa ikut tertawa kecil, terpaksa, karena apa yang telah ia amati selama beberapa waktu terakhir ini adalah sesuatu yang sangat melenceng dari apa yang ia harapkan sebelumnya. Ia berfikir segalanya akan lebih mudah karena ia dan gadis itu secara kebetulan telah berpacaran secara diam-diam, sebelum ia tahu bahwa perempuan yang akan dijodohkan dengannya adalah kekasihnya sendiri. Bedanya, ia mencoba untuk menerima dan Rayna mencoba untuk lari karena salah sangka. Seharusnya semua baik-baik saja... harusnya. Jika tidak ada lelaki itu tentu saja. Senyum yang tersungging kemudian perlahan luruh, berganti tatapan tajam yang seolah siap mencabik siapa saja.

 Senyum yang tersungging kemudian perlahan luruh, berganti tatapan tajam yang seolah siap mencabik siapa saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRAZY GIRL [haeryu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang