ᝯhɑ℘tꫀꭈ (ၴႅၴ04

214 25 4
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"..."

Hening.

Jovan masih menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut adiknya. tapi setelah beberapa saat tidak ada kata yang keluar. Akhirnya Haidar membuka suara dengan suara pelan.

"Ogah" singkat padat dan menyebalkan.

"Iihhh... Ayo dong Dar, Semenjak lo pergi, semua tugas-tugas lo dibebanin ke gue semua tau" Jovan udah kepalang kesal sampai gigit-gigit ujung bantal.

Sedangkan Haidar?

Dia mah bodo amat, dia malah menyalakan tv lalu dengan kurang ajarnya mengencangkan volume tv agar suara-suara kehidupan dari Jovan tenggelam.

Jovan makin dongkol. Dia mulai mutar otak untuk membujuk adik nya yang kepala batu ini.

"Udah cukup. semenjak lo pergi beberapa bulan lalu, mamah jadi sering sakit-sakitan" Jovan berbicara dengan nada minta dikasihani lalu wajahnya menunduk. Sengaja dibuat sesedih mungkin.

Haidar mendengus. Dasar Jovan si tukang ngibul. Dia kira Haidar tidak tau apa kalo mamah nya baik-baik saja di rumah. Abangnya saja yang masih pake trik jadul untuk membujuk dia agar dia bisa kembali ke rumah. Cih tidak akan mempan. Lagi pula hanya orang bodoh yang akan percaya dengan tipu muslihat Jovan. Wajah sedihnya Jovan itu lebih ke wajah orang yang terkena sembelit.

Haidar mematikan Televisi lalu mengangkat dagu Jovan agar bisa menatap matanya, dan itu membuat Jovan ketar ketir keringat dingin. Terus terang aja, cowo normal mana sih yang tidak takut di perlakukan seperti ini oleh seorang lelaki. Adik sendiri pula. Begini-begini juga, Jovan masih normal tau.

"Emm.., Dar. Ingat loh kalo gue ini Abang lo.." kata-kata Jovan barusan membuat Haidar reflek menjauh. Lelaki itu mendecih.

"Anjing. Lo kira gue gay?" ujarnya.

"Ya kan siapa tahu..." Jovan menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Kalo kedatangan lo cuman pengen gangguin gue. Mending Lo pergi deh" jawab Haidar sambil mendorong Jovan dari sofa.

"Kalo lo gak mau pulang, gue juga gak bakalan pergi, gue bakal tinggal disini mulai dari sekarang"

Haidar semakin gondok dengan tingkah abangnya ini. Enak sekali dia mengambil keputusan untuk tinggal di apartemen nya. kehadiran Rayna saja sudah membuat Haidar sial apalagi kalau ditambah kehadiran Jovan yang malah bikin dia nambah stres.

"Jangan ngadi ngadi deh. Gue aja udah menderita banget gara-gara tu cewe. Jangan bikin gue tambah menderita ya. Cepetan lo pergi dari sini sebelum gue nyekek leher lo," ancam Haidar.

Jovan reflek menjauh. Bulu kuduknya merinding setelah di ancam Haidar seperti itu. Kalian jangan salah. Meskipun posisi Jovan adalah Abang, namun dia dari kecil sudah agak was-was dengan Haidar apalagi kalau dia sudah mode serius. Ketika mereka masih kecil, Haidar sering menusuk perut Jovan menggunakan jarum jahit. Dan itu masih terngiang-ngiang di otak kecil Jovan sampe sekarang.

CRAZY GIRL [haeryu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang