15

3 2 0
                                    

"Sadar, Bodoh!" Surya meninju perut anaknya membuat Figam sadar dari lamunannya.

Figam meringis kesakitan.

"Ayah," panggilnya pelan.

Surya menarik kerah baju anaknya.

"Harus kau ketahui sekarang, kenapa Ayah tidak membunuhmu saja dari dulu!"

Figam menatap ayahnya datar, jujur ia sudah muak dengan tingkah ayahnya yang tanpa alasan tidak diketahui siapapun.

"Karena ayahku!"

Figam terpaku, masih jelas diingatannya saat ia masih bocah, ketika ia menanyakan perihal asal usul ayahnya pada mamanya, mamanya pasti menangis.

Perihal mamanya, Nia. Figam ingat, Nia anak satu-satunya dan ibu ayahnya meninggal tepat di hari pernikahan Nia dengan Surya karena kecelakaan dalam perjalanan menuju rumah mempelai pria.

Figam meneguk ludahnya kasar. "Ka-kakek ...?"

Surya terkekeh datar sambil melepaskan tarikannya pada kerah baju anaknya.

"Duduk!" perintah Surya pada Figam yang lekas dilaksanakan Figam.

Surya ikut duduk, ia mengambil rokok lalu menyalakannya.

Figam mengamati ayahnya dengan serius.

Setelah menghisap rokok pertamanya, Surya membuangnya ke tempat khusus biasa ia membuang abu rokok.

"Dulu, mamamu sangat menggoda."

"Dan mamamu seorang penggoda."

"Ayah kuliah semester 5, dan mamamu baru lulus SMA."

"Ayah bertemu mamamu saat KKN di tempat tinggalnya. Dia sungguh menggoda."

Figam mengernyitkan keningnya mengingat kata, "Penggoda?"

"Tidak, dia tidak penggoda yang kau kira." Surya menyenderkan tubuhnya.

"Dia hanya menggodaku, selalu, hingga terbuatlah kau."

Figam menyimak perkataan ayahnya.

"Tidak ada cinta diantara kami, hanya sebatas nafsu. KKN berakhir dan setelahnya ayah tidak bertemu mamamu lagi hingga tiba-tiba orangtuanya datang bersama mamamu ke rumah meminta pertanggung jawaban."

"Ayahku kecewa berat dan selalu menyiksaku setiap berjumpa dengannya."

"Ayahku bahkan pernah menodongkan pistolnya tepat ke jantungku, namun mengingat kandungan hasil ciptaanku yang bakal membutuhkan sosok ayah, ayahku mengurungkan niatnya."

"Seluruh fasilitas yang Ayah punya dicabut, skripsi yang hampir selesai jadi berantakan. Kuliah Ayah berantakan. Dan jelas impian Ayah buat jadi pemimpin perusahaan ayahku pupus."

"Ayah frustasi. Ditambah Ayah dipaksa harus menikah dengan mamamu."

"Ayah bingung bagaimana cara menghentikan acara pernikahan, secara Ayah dijaga ketat oleh penjaga suruhan ayahku. Kemana Ayah pergi, mereka selalu mengikuti dan mengawasi."

Surya tersenyum miring. "Hingga sampai Ayah punya pemikiran jahat."

Figam nampak serius menunggu lanjutannya.

"Ayah meminta seseorang untuk membunuh orang tua mamamu. Kebetulan mereka masih dalam perjalanan, hal itu menjadi kunci emas."

"Ayah meremehkan kekuatan dalam ayahku, yang sebelumnya dianggap sebagai kecelakaan lalu lintas saja saat itu beberapa saat kemudian dapat diketahui jelasnya oleh mereka."

"Sampai sekarang, tidak ada yang tahu berita sebenarnya. Berita sebenarnya dikunci rapat entah dengan cara apa, karena jika terbongkar bahwa kecelakaan itu sebenarnya ulah anak si paling berpengaruh, hal itu akan merusak nama baik seluruh perusahaan yang sudah dibangun dan dikembangkan ayahku. Ayahku bahkan membuang ... tepatnya mengasingkan kami jauh dari tempat tinggalnya setelah kami resmi menikah."

Dear FigamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang