30

6 2 0
                                    

Pagi hari dan tiga menit sebelum bel masuk berbunyi, Diva dan Renzo dipanggil melalui speaker hingga kini Diva menghela napas kasar karna berhasil menerima hukuman oleh BK.

Diva akan menikmati hukuman pertama dalam hidupnya, juga Renzo.

Di sinilah Diva berada sekarang, jam pelajaran pertama yang menjadi patokan waktu hukuman untuk dikerjakan.

Diva juga Renzo diharuskan memutari lapangan sampai waktu yang dijanjikan berakhir.

Butir-butir keringat mulai membasahi kening Diva, ditambah matahari pagi yang bersinar cerah.

Setelah hukuman memutari lapangan ini nanti selesai, Diva diharuskan menemui Dhea dan meminta maaf kepadanya.

Jiwa muda yang masih dipenuhi semangat, Diva berlari tanpa menghela napas berat. Begitupun pada Renzo yang sering mendapatkan hukuman serupa.

"Kelas yu, Gam!" Muak menyaksikan cewek itu dari lantai kelasnya, lantai kelas khusus kelas tiga berada di lantai bagian paling atas. Zamar menepuk pundak Figam.

"Capek gue nunggu tuh cewek pingsan sesuai harapan," keluh Zamar.

"Dia gak selemah yang lo kira," balas Figam, wajah datar beserta tatapannya yang tajam bak elang dapat Diva rasakan auranya dari bawah.

Setelah melihat Diva menoleh ke atas, Figam tersenyum tipis.

"Hah?" Zamar seolah tak mendengar ucapan Figam barusan karna fokus memperhatikan Renzo yang nampak menoleh padanya.

"Ayo." Figam merangkul Zamar dan melangkah masuk ke dalam kelas tanpa beban.

Mendengar bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama berakhir, Diva dan Renzo berhenti berlari.

Dari arah ruang BK, terdapat dua guru berbeda jenis kelamin yang menyandang status sebagai BK sendiri lekas menghampiri ke lapangan.

Diva menunduk hormat melihat kedatangan mereka sebelum tegap kembali.

"Terima kasih." Diva menyunggingkan senyumnya ketika mendapatkan sebotol air minum pemberian guru BK berkelamin sama.

"Maaf jika hukuman ini membuatmu ketinggalan pelajaran." Sadar akan keahlian dan prestasi Diva, dia yang bisa di panggil Bu Ratna meminta maaf.

"Tidak masalah, mau bagaimanapun, saya juga salah karna berlebihan membalas dalam melindungi diri sendiri," balas Diva dibalas senyuman tulus olehnya.

"Buat aku mana, Pa?" Menyadari bahwa Pa Yamin tidak membawakannya air minum tidak seperti Bu Ratna.

"Minum aja peluhmu sana!"

Renzo nampak tak terima, ia seakan di pandang sebelah mata.

"Jangan lupa kalo aku juga berprestasi dan ketinggalan pelajaran."

Pak Yamin nampak tak mempedulikan ucapan Renzo dan malah berpaling pada Diva.

"Kelas Dhea lagi tidak ada gurunya, karna gurunya saya sendiri. Jadi, mari kita bareng ke atas."

Diva mengangguk patuh dan mengikutinya dari belakang setelah berpamitan kepada Bu Ratna lalu pergi meninggalkannya juga meninggalkan Renzo yang masih menyimpan dendam di dalam sana.

•°•°•°•

"Tunggu di sini sebentar, Bapak masuk dulu buat suruh Dhea keluar."

Diva mengangguk patuh dan menatapnya sampai memasuki kelas.

Diva memandang pemandangan dari lantai ini ke arah lapangan sembari santai meneguk air.

Dear FigamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang