I. Pertemuan

78 27 57
                                    

Di tubuhku ada luka sekarang..

Bertambah lebar juga mengeluar darah..

Di bekas dulu kau cium nafsu dan garang..

Lagi aku pun sangat lemah serta menyerah..

Alunan puisi Chairil Anwar yang berjudul 'Kabar dari Laut' mengalun nyaring oleh seorang pria yang kini tengah berdiri di atas podium. Semua mata tertuju padanya seolah-olah nyawa puisi itu merasuk lembut ke dalam rongga-rongga telinga.

Acara yang diadakan tepat pada tanggal tiga Juli oleh organisasi Wiji Project untuk memperingati hari sastra Indonesia itu berjalan lancar. Semua mahasiswa yang ikut dalam organisasi datang memeriahkan acara. Wiji Project sendiri ialah wadah dimana mahasiswa berkumpul untuk mengembangkan minat mereka akan dunia sastra. Setiap hari Jumat pukul empat petang, para mahasiswa yang tergabung akan datang ke gedung perpustakaan. Disana mereka akan ditujukan ke salah satu ruangan yang ada untuk mengikuti seminar maupun sesi tanya jawab mengenai kesastraan.

Sesosok yang tengah berdiri membacakan puisi itu bernama Pramuditya, tapi ia lebih akrab disapa Pram. Anak DKV yang ikut tergabung dalam Wiji Project. Pram itu dikenal sebagai buayanya Universitas Noesantara Utama atau UNU. Dan hampir semua mahasiswa disana tau itu.

Disini lain seorang perempuan bernama Rukma tengah kebosanan lantaran Cantika-temannya, kini sedang bermesraan dengan pacar brondong barunya. Bukan tanpa sebab, Rukma jenuh melihat temannya berduaan tak kenal waktu. Menghela nafas, ia mulai tidak tertarik dengan jalannya acara. Dipandanginya sekeliling, banyak muda-mudi yang berkumpul sambil bercakap-cakap mendiskusikan para sastrawan dengan karya besarnya.

Disela-sela mengamati keramaian Rukma mendapati lelaki yang tadi membacakan puisi karya 'Si Binatang Jalang', sekarang tengah bercengkrama dengan ketua organisasi. Mereka terlihat sangat akrab, terbukti dari bagaimana kedua lelaki itu tertawa lepas memperbincangkan suatu hal.

Tidak ada yang menarik, Rukma masih mencari-cari hal yang memikat dari keberlangsungan acara. Namun sesaat ada sesuatu yang membuatnya keheranan. Entah matanya yang mulai mengantuk atau perlu dibawa ke dokter mata, lelaki yang dikenal sebagai buaya daratnya UNU itu mengerlingkan mata padanya.

Gila!
Yang benar saja!






***

Holaaaaaaa I'm back with new story. Selamat datang di planetnya Pram dan Rukma.

Kritikan sangat diterima di cerita ini. Jadi jangan lupa kritik dan sarannya 😄

Terima Kasih telah mampir ke lapak ini, jangan lupa kembali lagi. Byee 🙌🏽🙌🏽

🌼🍀🌻

Hujan di Planet BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang