Berdirilah di sampingku..
Sebagai kawan..
Kawan kawan kawan kawan..
Sebagai kawan..
Alunan lagu dari band 2000-an, banda neira bersorak merdu dari ponsel pintar yang teronggok di meja belajar sebuah kamar. Sedang si empunya kini tengah menyulam benang wol menjadi sebuah bunga, setelah sebelumnya mengerjakan tugas yang deadline-nya masih cukup lama. Tangannya lincah merajut. Matanya fokus pada setiap detail lubang, tak ingin melakukan kesalahan se-centi-pun. Hasil karya sulamannya tidak perlu diragukan lagi. Beberapa rajutan bahkan sudah memenuhi seluruh penjuru kamar si gadis. Sesekali matanya melongok ke arah jam dinding berlapis rajutan berbentuk kepala monyet, ia was-was apabila nanti malah kenakan merajut dan melupakan kelas siangnya.
***
Terlalu fokus dengan sulaman membuat waktu berjalan begitu cepat. Saat ini pukul sembilan lewat tujuh, masih ada waktu tigapuluh menit untuk Rukma sebelum pergi ke kelas siangnya. Segera ia berbenah diri dan bersiap untuk pergi ke kampusnya. UNU.
"Ma, Ruru berangkat dulu, ya!" ucap Rukma sembari menyalami tangan ibunya yang duduk berdiam di ruang televisi. Lenggang. Tidak ada jawaban.
Tak ambil pusing Rukma mengambil dua dari empat kotak plastik berisi risol mayo yang sudah tertata di atas meja dapur. Segera ia keluar dan menaruh kotak tersebut ke dalam catering bag, dibantu oleh asisten rumah tangga.
"Bik, tolong jagain ibu, ya. Ruru mau berangkat dulu." ucap Rukma sembari mengenakan pengaman kepala.
"lya mbak, ibu pasti saya jagain. Mbak Rukma hati-hati bawa motornya."
Sehabis berpamitan, Rukma bergegas mengendarai sepeda motornya untuk membelah jalanan kota yang telah disinari terik matahari.
***
Suasana kota tampak lebih cerah dari hari kemarin. Panas dan polusi kembali mengambil alih suasana kota siang itu. Banyak kendaraan berlalu-lalang tidak sabaran. Suara klakson, tukang parkir, pedagang kaki lima membaur menjadi satu.
Setelah dua puluh lima menit berkendara, Rukma sampai di parkiran UNU. Tujuan utamanya tak lain ialah salah satu kantin di dekat fakultasnya. Niatnya bukan untuk membeli camilan ataupun sekedar nongki. Ia kesana hendak menitipkan risol mayo seperti hari-hari biasanya. Di UNU, banyak mahasiswa yang menitipkan dagangan mereka ke kantin atau warung makan demi menambah uang jajan tambahan. Termasuk Rukma.
Setelah berbincang sebentar dengan ibu penjaga kantin, Rukma berjalan pergi ke lantai dua ruang kelasnya. Didalam ruangan sudah ada Cantika yang menyapa sembari menunjuk kursi di belakang yang 'disimpannya' untuk Rukma.
Tak berselang lama dosen berwajah garang memasuki ruangan dan kelas pun dimulai. Selama pembelajaran berlangsung, Rukma fokus mendengar dan mencatat bagian materi yang dirasa penting.
***
"Akhirnya pelajaran selesai!" Cantika meregangkan kedua otot tangannya ke atas lalu menoleh ke belakang. Menghadap Rukma.
"Ru, nanti selesai kelas ke cafe semanggi, yuk?" Cantika berantusias mengajak ke cafe yang sedang nge-hits di kalangan mahasiswa.
"Ngajak pacar berondong kamu?" tanya Rukma. Ia asik me-stabilo buku catatan. Tak terlalu menghiraukan pertanyaan Cantika karen Ia tau jawaban dari pertanyaannya sendiri.
"Of course dong, Ru!"
Kan!
"Kamu ikutan, ya?" Kalimat tersebut terdengar seperti pernyataan yang tidak bisa dibantah ketimbang pertanyaan.
"Nggak mau ah, nanti aku jadi obat nyamuk. Nggak asik." Rukma menolak. Tangannya masih asik me-stabilo buku catatan.
"Ikutan dong Ru! Nanti aku bantu cariin pasar buat risol kamu deh." Cantika membujuk dan itu sukses menarik perhatian Rukma.
"Deal!"
***
Entah angin mana yang membawa lelaki bernama Pram itu hingga sampai di depan salah satu ruang di fakultas Rukma. Dengan bahu bersandar pada pagar depan kelas, ia memainkan ponselnya. Anak-anak fakultas yang telah mengenal buaya daratnya UNU itu berbisik-bisik. Bertanya-tanya gerangan apa yang membawa playboy itu hingga sampai di tempat yang bukan fakultasnya.
"Hai!" Aksi si playboy pun dimulai. Dan kali ini mangsanya adalah Rukma Ila Nareswari. Pemeran utama di cerita kali ini!
*****
Hola holaa selamat pagi siang sore malam para pembaca (●♡∀♡)
Semoga dalam keadaan baik nan baik ya..
Vote, komen, kritikan, saran, mutualan sangat diterima di lapak ini <3Terimakasih atas kunjungannya ;)
Jangan lupa kembali lagi 🙌🏽🙌🏽✨🌟📸🌟✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Planet Bumi
ФанфикRukma Ila Nareswari tau bahwa dunia ialah tempat yang penuh akan tipu daya. Dalam kegelapan, ia akan bertumpu pada kedua kakinya sendiri. Tanpa berharap pun mencari. Ia akan melangkah kuat tanpa perlu tangan yang menggenggam. Baginya perasaan hanyal...