VIII. Risol Terima Kasih pt.2

18 12 26
                                    

Kesehatan itu penting. Rukma sangat peduli akan hal itu. Tak berselang lama Pram datang dengan ransel coklat bertengger dipundaknya. Beberapa kali Pram terlihat menyapa teman-temannya yang juga berada di kantin.

"Sorry. Lama, ya?" Cowok itu duduk di hadapan Rukma sebelum kemudian menaruh tasnya di kursi samping.

"Ya, menurut kamu?" Suaranya culas. Sedikit enggan sebenarnya bertemu dengan buaya itu. Tapi atas rasa terima kasih mau tidak mau Rukma harus menepati janji yang dibuatnya kemarin.

"Ini risolnya," Rukma menaruh totebag biru ke atas meja, "sebagai tanda terimakasih buat yang semalam."

"Wihh.." dengan antusias Pram segera meraih totebag itu, mengeluarkan wadah beserta isinya dengan tidak sabaran.

Enak. Risol mayo buatan Rukma memang yang terbaik. Perpaduan kulit lumpia yang lembut di dalam krispi diluar, berisikan sosis dan mayo yang meleleh di mulut. Tak tanggung-tanggung Pram memakannya dalam satu kali gigitan.

"Ini enak. Pasti buatnya pake cinta kan.." Mulai. Darah playboy Pram memang sangat kental.

Rukma mendengus mendengarnya. Ia tau semakin dijawab semakin menjadi-jadi. "Sekali lagi terima kasih buat yang kemarin."

"Padahal gue ikhlas lho bantuinya," cihh lalu siapa yang minta risol mayo sebagai imbalan? Dasar!

"Tapi berhubung lo berterima kasih lagi, gue juga mau minta imbalan lagi." Ucapnya sembari meraih tisu yang memang tersedia di meja kantin.

Sedangkan di sisi lain, Rukma hanya bisa melotot kesal. Hey, bagaimana bisa?

"Ya, enggak bisa gitu, dong, Pram..."

"Kan kamu kemarin mintanya risol!" keluhannya.

"Iya makanya lo jangan terima kasih mulu. Gue jadi demen minta imbalan, kan."

"Jadinya lo mau enggak?"

"Ck.." decak Rukma merasa kesal. Moodnya sedang tidak baik dan cowok di hadapannya ini sangat menyebalkan. Ingin rasanya Rukma membuang Pram ke kolam ikan fakultasnya.

"Yaudah Iya, apa?"

"Nah, gitu dong."

"Jadi sebagai imbalan atas rasa terima kasih lo yang berulang-ulang, gue mau lo mau berangkat ke kampus bareng gue."

Yang benar saja! Mereka itu beda fakultas. Bisa lelah dijalan kalau Rukma harus bolak-balik mengantar jemput buaya itu.

"Kita itu beda fakultas. Jadwalnya juga beda. Enggak mungkin aku jemput kamu terus. Kerjaan ku enggak cuma seputar kampus kalau kamu mau tau."

"Siapa yang bilang Lo harus jemput gue. Ini malah sebaliknya. Gue yang bakalan jemput lo." Sinting memang. Dimana-mana imbalan itu bermanfaat bagi yang menerima. Sedangkan Pram, cowok itu malah terlihat ingin dimanfaatkan.

"Okey deal!"

Setelah pertimbangan yang cukup matang Rukma akhirnya mengiyakan. Ban motornya kemarin kempes, daripada ia menggunakan motornya sendiri lebih baik ia menyetujui ajakan Pram. Realistis saja. Siapa yang tidak mau tumpangan gratis? Setidaknya Rukma bisa menghemat bensin yang makin hari makin mahal. Uangnya bisa dihemat untuk keperluan lain seperti membeli alat rajut maupun novel yang sudah lama diincarnya.













Finally I'm baca. Terima kasih buat temen-temen yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Kalau ada salah kata atau teman-teman mau kasih saran kepenulisan dipersilahkan ya :)

Sekali lagi terima kasih telah berkunjung jangan lupa kembali lagi 🙌🏽

💫✨💫




Hujan di Planet BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang