Prolog

43 8 0
                                    

"ABANG!" Pekikku kala itu yang benar-benar sudah tidak habis pikir oleh kekacauan yang ia lakukan di ruang tengah tanpa bisa dipungkiri akan sekacau itu. Entah membuat tugas kuliah apa dia sehingga membuat lantai dan meja juga sofa berserakan kertas.

"Apa sih Zi? Suara kamu kayak monyet kejepit bikin kuping pengang!" Sahut abang yang kini sudah membuatku semakin geram oleh hinaannya. Apa suara ku sejelek itukah saat berteriak?

"Sebagai abang yang baik, seharusnya Abang membereskan lagi kekacauan ini bang!" Seru ku dengan nada lemah lembut tapi sedikit menyentak dan tak mau berkelanjutan soal teriakanku. Tentunya sambil menunjuk ke meja ruang tengah.

"Waduh tadi Abah di telpon Abah suruh bawain map hijau tuh Zi, jadi Abang ga bisa beresin, kamu aja ya Zi." Ujarnya memelas bak ingin ku tampol saja hidung mancungnya.

"Ga!" Semburku sehingga Abang berhenti berjalan menuju pintu depan tepatnya di belakang ku Abang berhenti, aku melangkah maju hendak menaiki tangga dengan wajah jutekku.

Sebenarnya mau saja sih aku membereskan, tapi aku ini baru pulang ekskul, aku ga mungkin bilang kalau aku cape ke Abang ku karena aku tau dia pasti lebih cape karena selalu disuruh-suruh oleh Abah bila ada benda yang ketinggalan, belum lagi Abang itu sekarang udah mulai skripsian jadi pasti lebih cape Abang. Tapi tetap saja aku ga mau membereskan kertas-kertas itu.

"Abang beliin kue balok paling lumer Bu Minah mau ga?" Tanya Abang yang membuatku gengsi untuk menerima tawarannya, namun rezeki ga boleh di tolak kan? Ya sudah mending terima aja toh lagian kue balok kesukaan ku.

"Rezeki ga boleh ditolak jadi Zizi jawab mau!" Jawabku ketus. Kulihat Abang terkekeh ringan. Apa yang lucu coba?

"Rezeki di mata kamu itu kue balok Zi!" Sindirnya sebelum ia melangkah meninggalkan rumah.

Aku hanya bisa mencibirnya sambil membereskan kertas-kertas yang berserakan ini. Sepertinya menjadi adiknya Abangku yang bernama Azizan Ad-daruri dan keluarga kami menyebutnya 'Bang Zaza', memang tak seseru itu. Namun aku selalu heran, kenapa banyak sekali para cewek yang ingin sekali menjadi adik Abangku, bahkan tak sedikit dari mereka berharap menjadi calon istri Abang.

Dunia memang tak semenarik itu, tapi aku tetap bangga menjadi Azizah As-Sayyidah yang dikenal sebagai adiknya Abang Azizan Ad-daruri.








assalamu'alaikum reader's...
insyaallah aku mau up nya tiap seminggu dua kali, tepatnya setiap hari Sabtu/Minggu

tapi maaf kalau telat yaa
see you jngn lupa vote ‼️

First Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang