Chapter 11

1 0 0
                                    


~kebahagian kita hanya sesaat!~

"Ciee yang jalan bareng di koridor bareng Farid!" Sindir Abang yang sudah menungguku sambil menyenderkan tubuhnya dengan bersedekap di mobil Abah.

OMG
Kenapa Abang bisa tau?

"Abang ini intel kalau kamu lupa!" Seru Abang seolah mengerti isi benakku.

"Iya deh si paling intel!" Gerutu ku sambil mendelik ke arahnya.

"Ke mall yuk!" Ajak Abang setelah kami masuk kedalam mobil.

"Tumben!" Sindirku sambil menyipitkan mata kearahnya.

Abang menghela napas.

"Sebelum Abang nikah, Abang mau kita hangout berdua. Siapa tau nanti setelah Abang nikah kita ga ada waktu lagi buat jalan." Jawabnya dengan helaan nafas yang panjang.

"Kita? Abang kali! Abang kan yang pasti bakal lebih sibuk ngurus istri Abang setelah nikah!" Sarkas ku.

"Iya lah terserah kamu!" Putus Abang tak mau ambil pusing dan tak mau berdebat denganku.

***

"Abang cape ga sih diliatin cewek-cewek mulu dari tadi?" Tanyaku dengan nada sindiran.

Kulihat Abang dengan santainya menyeruput jus mangga yang ia pesan, tanpa melihat sekitar bahwa dirinya kini telah menjadi pusat perhatian cewek-cewek karena ketampanan Abang yang setara dengan Rony Parulian.

"Udah biasa Zi, lagian Abang kan ganteng mirip Rony Parulian!" Jawabnya dengan bangga dan menaikkan turunkan alisnya.

"Cih sombong!" Cibir ku.

"Kamu juga cantik ko Zi! Mirip Naisya Alifia!" Puji Abang dengan kekeh nya.

Dapat ku artikan itu bukan pujiannya tulus, karena aku sadar aku tidak secantik Naisya Alifia Yuriza sang youtubers itu.

"Aku ga secantik itu Bang!" Tegur ku tak mau di mirip kan dengan yang cantiknya setinggi langit.

"Kamu cantik Zi!" Kekeuhnya.

"Enggak Bang! Kenapa sih Abang ga jujur aja! Pake puji-pujian segala lagi!" Gerutu ku, karena aku selalu sedih bila dipuji seperti itu, karen aku merasa orang yang memujiku tak pernah tulus mengucapkan itu, apalagi ini Abang yang selalu penuh dengan gurauannya. Aku juga merasa di titik insecure yang paling tinggi bila di puji seperti tadi.

"Kamu jangan insecure Zi! Semua cewek itu cantik! Abang selalu aneh sama cewek zaman sekarang lho Zi! Padahal mereka itu cantik tapi kenapa mereka selalu insecure?! Termasuk kamu sama Ladya!" Sinis Abang.

Tak ku sangka Abang mengatakan hal itu. Di luar dugaan malahan. Ternyata unek-unek Abang tentang cewek itu tumpahkan karena aku yang memasang raut sedih yang terpampang jelas. Abang aku ini memang jagonya membaca raut dan pikiran wajah seseorang, termasuk aku yang notabene adiknya.

"Kamu jangan insecure ya!" Tegasnya lagi.

"Tapi Abang tulus kan ngatain aku ini cantik?" Tanyaku memastikan.

"Abang tulus Zi! Kamu, Bunda, sama Ladya wanita tercantik yang pernah Abang temui!" Jawab Abang dengan tegas.

Blush
Seketika pipiku merah merona oleh ucapan Abang, tak ku sangka ternyata Abang memujiku setulus ini, bahkan menempatkan aku diurutan pertama yang ia ucapkan sebelum Bunda dan Kak Ladya. Padahal menurutku Bunda dan Kak Ladya lah yang lebih cocok diurutan pertama cewek cantik yang pernah Abang temui.

"Cantik itu bukan hanya soal fisik Zi!" Lagi dan lagi Abang berhasil membaca pikiranku.

***

"Zi kamu inget ga waktu dulu kamu suka cengeng banget!" Seru Abang seraya terkekeh.

First Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang