~Abang, cinta pertama setelah Abah~
"Aduh Bun! Zizi kesiangan nih, lagian sekarang ujian Bun jadi ntar aku beli jajanan aja!" Seruku sambil menyalami tangan Bunda dengan tangan yang memegang roti tawar. Lagian Bunda ini, sudah tahu anaknya terlambat malas menwarkan bekal nasi goreng yang belum dimasukkan ke dalam kotak makan.
"Waalaikumussalam Zi!" Tegur Abang yang melihat ku begitu repot hingga terlupakan mengucapkan salam.
"Anterin Abang aja gimana biar cepat!" Ajak Abang cepat.
"Tapi temen Zizi yang udah nunggu gimana?" Tanya ku mendadak berhenti di ambang pintu.
"Ayok Abang antar kalian!" Ajaknya lagi.
"Zi buruan! 7 menit lagi masuk!" Seru Gina padaku yang sudah dari tadi menunggu ku di halaman, ku suruh masuk malah tak mau jadinya dia bosen.
"Abang aku anterin kita Gin!" Kataku cepat. Untung saja Gina tipe cewek yang penyabar dan ramah.
"Naik!" Titah Abang dengan cepat sambil menunjuk pintu belakang mobil.
***
"Bang agak cepet dikit napa? Ini 5 menit lagi gerbang di tutup sama Pa Dodo!" Tegas ku sambil memukul-mukul jok yang diduduki Abang di kursi kemudi.
"Ini udah cepet Zi! Lagian ini kan kalau pakai mobil Abah ini 2 menit lagi juga nyampe!" Balas Abang yang membuat keningku berkerut.
"Lho kok pakai mobil Abah sih? Abang tukar-menukar mobil?" Tanyaku bertubi-tubi.
"Santai Zi, mobil Abang lagi di service biar lebih bagus di pernikahan nanti." Jawab Abang dengan santai.
"Terus Abah tadi subuh ke pesantren naik mobil apa?!" Tanyaku kaget. Ku pikir Abah dan Abang saling bertukar mobil.
"Dijemput sama Ustadz Kiki" Jawabnya lagi.
Lantas mulutku membentuk O sempurna. Sedangkan yang kulihat kini Gina di jok belakang dengan santai sedang mengotak-atik ponselnya, dan ternyata dia sedang chattingan bersama Abra yang terkenal sedang dekat dengannya. Ternyata kata-kata 'sultan mah bebas' memang nyata di dunia ini, bisa di bilang Gina juga termasuk kategori itu, karena jelas toh, ayah dan ibunya seorang enterpreneur yaang dikenal se-kota. Kurang lebih seperti inilah chatting tersebut:
Tapi Gina itu tidak manja jadi ia lebih memilih berangkat sekolah bersamaku jalan kaki ketimbang naik Lamborghini orang tuanya itu.
2 menit setelahnya, kami akhirnya sampai, namun entah kenapa gerbang sudah tertutup lebih awal dari biasanya, al hasil kami harus bernegosiasi dengan Pa Dodo.
"Pak bukain gerbangnya dong! Ini masih jam 07.52 lho pa!" Ucapku dengan sedikit berteriak.
"Pak bukain Pak!" Teriak Gina dengan sangat kencang.
"Aduh ini ada apa sih teriak-teriak?" Tanya Pa Dodo yang mengenakan baju dinas satpam pada umumnya, yang keluar dari pos-nya itu.
"Ini masih jam 07.52 lho pak!" Gertakku perlahan.
"Tapi anak-anak sudah masuk! Kamu saja yang terlambat!" Tegur Pa Dodo.
"Pak buka dong!" Titah Gina dengan santainya.
Tring
Bagai disihir oleh ucapan Gina, Pak Dodo langsung menunduk dan mengangguk dan dengan cepat membuka gerbang."Silakan" Ucap Pa Dodo dengan sopan.
Oh aku tahu! Ini pasti karena Gina adalah penyumbang setiap tahun di sekolah, jadi semua para guru, staff, sampai satpam pun tunduk padanya. Aduh ini sih the real anak sultan!
Aku jadi berpikir, pasti zaman sekarang jika ingin sekolah dengan bebas tergantung status seorang tersebut di sekolah.
Dapat ku simpulkan bahwa privilege itu nyata!
𝝰𝘀𝘀𝝰Ꙇ𝝰ന𝘂'𝝰Ꙇ𝝰𝐢𝙠𝘂ന 𝗿𝗲𝝰𝐝𝗲𝗿'𝘀
𝐣𝝰ი𝗴𝝰ი 𝐛𝞸𝘀𝗲ი² 𝐛𝝰𝗰𝝰 𝗰𝗲𝗿𝐢𝘁𝝰 𝝰𝙠𝘂 𝘆𝝰𝝎!
𝐢ი𝘀𝘆𝝰𝝰ꙆꙆ𝝰𝐡 𝙠𝗲𝐝𝗲𝞀𝝰იი𝘆𝝰 𝝰𝙠𝘂 𝐛𝝰𝙠𝝰Ꙇ 𝙠𝝰𝘀𝐢𝐡 𝞀𝞸𝝼 Ꙇ𝗲𝐛𝐢𝐡 ന𝗲ი𝝰𝗿𝐢𝙠 𝐛𝐢𝝰𝗿 𝙠𝝰Ꙇ𝐢𝝰ი 𝗴𝝰 𝐛𝞸𝘀𝗲ი 𝙠𝝰𝗿𝗲ი𝝰 𝗰𝗲𝗿𝐢𝘁𝝰ი𝘆𝝰 𝘁𝗲𝙠𝘀 m𝘂Ꙇ𝘂 𝝎𝙠𝝎𝙠..𝐣𝝰𝐝𝐢𝙠𝝰ი 𝗔Ꙇ-Ⴓ𝘂𝗿'𝝰ი 𝘀𝗲𝐛𝝰𝐢𝙠-𝐛𝝰𝐢𝙠ი𝘆𝝰 𝐛𝝰𝗰𝝰𝝰იന𝘂
𝝼𝞸𝘁𝗲, 𝙠𝞸𝗿𝗲𝙠𝘀𝐢, 𝐝𝝰ი 𝙛𝞸ꙆꙆ𝞸𝝎
𝙛𝞸ꙆꙆ𝞸𝝎 𝝰𝙠𝘂ი 𝐢𝗴 𝝰𝘂𝘁𝐡𝞸𝗿 @ᴢ𝝼𝝰𝗾_3_𝝰𝘁
𝙛𝞸ꙆꙆ𝞸𝝎 𝝰𝙠𝘂ი 𝐢𝗴 𝗰𝗲𝗿𝐢𝘁𝝰 𝐢ი𝐢 @𝙛𝐢𝘁𝗿𝘀.𝐛𝗿𝞸𝘁𝐡𝗲𝗿_
•font by Adeeva (ch. Beauty Flowerfull)
KAMU SEDANG MEMBACA
First Brother
Teen FictionFOLLOW, VOTE, DAN KOMEN DARI KALIAN YANG AUTHOR HARAPKAN ; ) Selamat membaca (◕ᴗ◕✿) Dekat dan akrab sekali bersama abangnya dari dulu/kecil, membuat Azizah As-Sayyidah menjadi lebih bahagia. Namun cepat atau lambat pasti abangnya itu akan menik...