Bagian 20

4.2K 482 85
                                    

SETELAH Taeyong di seret pergi oleh empat orang laki-laki, ruang sel Jaehyun terasa jauh lebih sepi dan mencekam, Johnny maupun Yuta tidak ada yang berani membuka suara—karena kini Jaehyun terlihat begitu mengerikan. Ketiganya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Rasa perih di pipi Jaehyun tak kunjung menghilang, sesekali darah akan kembali muncul di lapisan terluar kulit; seolah mengingatkan bahwa itu adalah luka baru yang di buat oleh Lee Taeyong. Pikiran Jaehyun tentu saja berkecamuk, namun ia sudah berjanji untuk menemukan Choi Siwon dengan menghalalkan seluruh cara.

Yuta menghela napas gusar. "Aku pergi." ujarnya datar, meninggalkan Jaehyun dan Johnny yang masih bertahan dengan suasana kelam di ruang sel Jaehyun.

Yuta hanya tidak habis pikir, kenapa Jaehyun cepat sekali menyimpulkan sesuatu? Yuta memang melihat Taeyong memasuki ruangan Hyukjae, tapi ia tidak dapat mendengar jelas obrolan keduanya, hanya saja—Yuta yakin bahwa Taeyong tidak mungkin bekerja sebagai mata-mata dari Choi Siwon, itu sangat mustahil.

Pertama, Taeyong tidak mendekati Jaehyun dengan sengaja, malahan Jaehyun yang terlebih dulu menyiksa serta menyimpan Taeyong di sisinya.

Kedua, Taeyong tidak pernah mencoba untuk membunuh Jaehyun meskipun banyak sekali kesempatan untuk menusuk Jaehyun tepat di jantung.

Ketiga, Taeyong terlalu bodoh untuk menjadi mata-mata, lelaki bermarga Lee itu bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Bukankah semuanya terlalu ganjil? Bagaimana Johnny bisa menyimpulkan bila Lee Taeyong adalah mata-mata dari Choi Siwon?! Yuta mengusap wajahnya frustrasi, ia berjalan menjauhi gedung A dan memilih untuk merokok di pinggir lapangan. Persetan dengan sipir, ia perlu menjernihkan pikiran.

Membakar benda kecil yang mengandung nikotin itu, Yuta mengepulkan asapnya di udara, iris cokelat tuanya menatap ke arah lapangan yang terlihat kosong. Kepala Yuta mendongak, memerhatikan sipir penjaga yang biasanya mengawasi dari menara tinggi; namun kini tidak ada siapapun di sana.

Tunggu.

Ke mana semua orang?

Dahi Yuta berkerut dalam, ia menghisap batang rokok dan berjalan di sekeliling area lapangan. Aneh sekali, tidak ada siapapun di sana—suasananya terlalu sunyi. Merasa ada yang tidak beres, Yuta menjatuhkan rokok dan menginjak benda yang masih menyala itu untuk memadamkan bara apinya. Dengan cepat Yuta kembali berjalan ke arah gedung A, ia ingin memastikan sesuatu.

Memang tidak banyak narapidana yang tersisa setelah kejadian kemarin, di mana Yuta dan Johnny menghabisi hampir dari setengah narapidana yang berusaha membunuh Jaehyun. Tapi kesunyian yang Yuta rasakan sekarang benar-benar tidak wajar, seolah semua orang menghilang begitu saja, bahkan tidak ada sipir yang berjaga!

Langkah kaki Yuta semakin cepat, ia menuju bangsal sel milik Jaehyun; berniat untuk melaporkan keanehan yang sedang terjadi.

Begitu sampai di depan sel Jaehyun, Yuta tidak ragu untuk segera membuka pintu tanpa mengetuk—namun pemandangan yang ada di hadapannya saat ini berhasil membuat bola matanya terbelalak. "APA YANG TERJADI?!" teriaknya penuh keterkejutan.

Di hadapan Yuta, Johnny dan Jaehyun saling mengenggam senjata tajam seperti pisau yang terbuat dari besi. Sebelah kiri leher Jaehyun sudah mengeluarkan darah dari luka sayatan yang tidak begitu dalam, sementara Johnny menekan bagian perutnya dengan satu tangan; darah tidak mau berhenti keluar dari luka tusukkan di sana.

"Aku menemukan tikusnya, Yuta." ujar Jaehyun dingin, iris cokelatnya menatap penuh permusuhan ke arah Johnny, "selama ini tikusnya berada di sampingku, mengetahui seluruh rencana dan operasi kita. Bukankah kita sudah di bodohi, Nakamoto Yuta?!" bentaknya emosi, ia melirik Yuta yang masih cukup terkejut, "jangan bilang jika kau juga tikus yang bersembunyi di teritoriku?"

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang