Bagian 24

2.8K 372 56
                                    

JALAN menuju bungker memang tersembunyi dan cukup rumit, beruntungnya Hyukjae mengetahui beberapa celah. Pintu palka yang terletak di lantai dan di tutupi oleh sampah. Ya, jalan menuju bunker persembunyian Siwon adalah tempat pembuangan sampah penjara, itu sebabnya Hyukjae membutuhkan waktu demi menemukan keberadaan Siwon yang tersembunyi.

Aroma tidak sedap menguar di sana, Taeyong menutup hidung, sementara Yuta sudah hampir mengeluarkan isi perut. Menurut Yuta, lebih baik ia menghirup bau amis darah dari pada sampah milik seluruh penghuni penjara yang bau busuknya menyengat hingga ke ulu hati. Sinting, apa orang-orang kepercayaan Siwon dapat bertahan dengan seluruh aroma busuk ini? Uang memang tidak bisa bohong.

Raut wajah Jaehyun tidak berubah, masih datar dan dingin. Ia memerhatikan Hyukjae yang sedang membuka pintu menuju bawah tanah, beberapa kali Hyukjae muntah hingga yang tersisa hanya air saja. Ya, Hyukjae tidak sekuat itu untuk menahan gejolak yang ada di perut.

"Bagaimana bisa Choi Siwon sialan itu berpikir untuk menyembunyikan pintu di tempat pembuangan?! Sial." gerutu Yuta penuh kekesalan, ia melirik Taehyung dan Baro yang mengernyit karena aroma busuk di sekitar sana.

Baro mengangguk setuju. "Ah sial, baunya seperti kotoran manusia."

"Memang ada beberapa kotoran manusia." jawab Taehyung santai.

Yuta berdecak kesal, sementara Taeyong berusaha menahan tawa. Lelaki bermarga Lee itu berdiri tepat di belakang tubuh Jaehyun, aroma busuk yang ada di sekitarnya bisa sedikit tertahan karena wangi khas tubuh Jaehyun yang menguar—dan Taeyong menyukai hal tersebut.

Pintu palka di bawah tanah terbuka setelah Hyukjae memutarnya dengan susah payah, ia menoleh ke arah Jaehyun. "Kau bisa masuk terlebih dulu."

"Kau, masuk." perintah Jaehyun pada Hyukjae, ia tidak mungkin membiarkan ancaman datang padanya begitu saja.

Mata Hyukjae melebar. "Aku tidak mungkin masuk ke sana!"

"Masuk." hanya itu yang Jaehyun ucapkan, namun intonasinya dapat membuat tubuh Hyukjae meremang takut.

Bajingan, bajingan, bajingan. Jika tahu seperti ini, sejak awal Hyukjae tidak akan membantu Jaehyun! Kenapa lelaki Jung itu selalu memerintahnya tanpa henti?!

"Aku saja yang masuk terlebih dulu, Jaehyun." Taeyong menawarkan diri, ia berjalan mendekat ke arah pintu palka dan mengintip tangga yang ada di dalam sana—lurus jauh ke dalam kegelapan.

Jaehyun mengenggam tangan Taeyong. "Tidak." ia kembali menatap Hyukjae, "cepat, kau membuang-buang waktuku."

"Kenapa?" tanya Taeyong bingung, sementara Hyukjae sudah memasang wajah pasrah, ia mengambil senter dan mulai menuruni tangga ke bawah tanah.

"Hanya tidak. Berbahaya."

"Selama ini aku selalu berada di dalam bahaya."

"Aku meminimalisir bahaya itu." mata Jaehyun menatap Hyukjae yang sudah menuruni tangga setengah, ia menyuruh Taehyung dan Baro mengikuti langkah Hyukjae menggunakan jarinya.

Sebelah alis Taeyong terangkat. "Berada di sampingmu jauh lebih berbahaya, apa kau lupa jika kau melemparku dengan bangku hingga tulang rusukku patah?" tanyanya sarkas.

Taehyung dan Baro berdehem pelan sebelum turun mengikuti Hyukjae, mereka tidak ingin terlibat dalam obrolan percintaan yang cukup canggung itu.

Jaehyun menatap Taeyong tepat di mata, ia menghela napas lalu memberikan kecupan singkat di bibir si lelaki Lee. Berhasil membuat Taeyong terkejut dengan jantung yang berdegup dua kali lebih cepat. "Ikuti Taehyung, aku akan berada di depanmu."

Belum sempat mencerna apa maksud dari perbuatan Jaehyun, tubuhnya di bimbing untuk masuk ke dalam pintu bawah tanah. Taeyong mendongak menatap Jaehyun yang mengangguk kecil. Mau tak mau Taeyong menurut, kakinya perlahan menuruni tangga—aroma busuk yang semula menyengat kini berganti menjadi aroma lembab yang membuat Taeyong tidak nyaman.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang