Bagian 16

5.2K 545 49
                                    

Flashback

SALJU lebat yang turun di Ibu Kota Rusia; Moskow berhasil menutup seluruh jalan, ini seperti badai salju, bahkan suhu di sana mencapai -25 derajat celcius. Namun tentunya hal tersebut tidak menghentikan Jaehyun untuk tetap mengatasi masalah yang sudah satu bulan ini menjadi hambatan bagi para bawahan sang ayah. Jika ada masalah yang tidak dapat di tangani oleh orang-orang utusan Yunho, Jaehyun pasti segera turun tangan—karena Jaehyun tahu, hanya ia yang mampu membereskan hal tersebut.

Ada satu lelaki yang pernah bekerja dengan Yunho, tapi ternyata lelaki tersebut memilih berkhianat; kabur dengan dua puluh kilogram narkoba kualitas tinggi yang dapat menghasilkan uang hingga miliaran dollar. Tentu saja Yunho geram, masalahnya adalah narkoba tersebut sudah di pesan oleh seseorang. Selama satu bulan, pengkhianat tersebut tidak terlacak, kabur begitu saja. Sampai pada akhirnya Jaehyun berhasil menemukan jejak—membawanya ke Moskow.

Sungai Moskwa, sungai terpanjang di Rusia yang terbentang hingga 503km, bagian atasnya sudah membeku karena dinginnya udara dan lebatnya salju membuat permukaan sungai tersebut sangat licin dan rentan retak apabila mendapatkan tekanan berlebih.

"Maafkan aku! Maafkan aku! Aku akan mengembalikan uangnya—aku mohon, maafkan aku!"

Suara parau yang berasal dari pengkhianat yang berada di hadapan Jaehyun memecah kesunyian pada jam dua malam itu. Tubuh tinggi Jaehyun dibalut pakaian tebal berlapis; tidak mengizinkan udara dingin masuk ke permukaan kulit. Di belakangnya sudah berdiri dua orang kepercayaan Yunho yang ikut ke Moskow bersama Jaehyun.

"Maaf?" Jaehyun tertawa culas, ia berjongkok di hadapan si pengkhianat yang sudah berlutut di tengah permukaan tipis sungai Moskwa, tangan Jaehyun yang terlapis sarung tangan mengambil belati tajam dari belakang celananya. "Kau tahu jika Jung Yunho tidak pernah menerima permintaan maaf."

Secara paksa, Jaehyun memotong pakaian lelaki di hadapannya tanpa ampun, membuat si pengkhianat telanjang dengan suhu ekstrem yang langsung menusuk kulit. Pengkhianat tersebut memeluk tubuhnya sendiri, giginya bergemeletuk, ia mengigil hebat ketika angin berhembus kencang dan butiran salju hinggap di permukaan kulit.

"Di mana sisanya?" tanya Jaehyun dingin.

"T-t-tidak ada s-s-si-si-sa.." ujar si pengkhianat secara terbata-bata, giginya terus beradu karena udara yang begitu dingin, kepalanya pusing bukan main, ia bahkan tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri karena dingin yang menusuk tulang.

Jaehyun mendesah kecewa, Yunho pasti tidak akan puas dengan ini. Kejadiannya sudah satu bulan yang lalu, tentu saja dua puluh kilogram narkoba terjual habis. Jaehyun perlu melacak uang yang di dapat oleh si pengkhianat setelah menjual semua narkoba kualitas tinggi itu.

Merasa kesal, Jaehyun menancapkan belati pada bahu si pengkhianat; membuatnya berteriak kesakitan. Darah mengalir dari luka tersebut sebelum berhenti karena beku. Jaehyun menendang kepala pengkhianat tersebut dan menarik belatinya. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit sampai lelaki di hadapannya mati karena hipotermia. Tapi karena enggan meninggalkan jejak, Jaehyun akhirnya menusukkan belatinya pada lapisan es di atas sungai Moskwa; menimbulkan suara retakan yang menandakan bahwa sebentar lagi bagian tersebut akan hancur.

Jaehyun berjalan menjauhi area tersebut bersama dua anggotanya, sementara si pengkhianat sudah terjebak dalam ilusi di kepala. Konon, hipotermia memang menimbulkan khayalan. Hingga pada akhirnya tubuh telanjang si pengkhianat terperosok masuk ke dalam lapisan es yang retak; tenggelam di sungai Moskwa yang dingin.

Hanya perlu melacak kemana uang hasil penjualan narkoba itu pergi, hal tersebut tentunya sangat mudah karena Jaehyun memiliki informasi yang cukup. Jadi ia tidak memerlukan mayat si pengkhianat yang sudah berusaha kabur selama satu bulan itu.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang