Prolog

526 28 0
                                    

~•~


Terlihat seorang pemuda tengah bersandar pada sebuah headboard kasur. Dia mengenakan sepasang baju tidur berwarna abu-abu polos, namun wajahnya pucat dengan keringat yang membasahi keningnya.

Pemuda tersebut memegang kepalanya yang terasa sakit seolah seperti dihantam batu. Ekspresi kesakitan tergambar jelas di wajahnya; matanya merah, melihat ke segala penjuru ruangan dengan gelisah. Nafasnya menjadi berat, dia mencoba berteriak meminta bantuan tapi tenggorokannya terasa seperti tercekik.

Rasa sakit di kepalanya semakin terasa tak tertahankan, membuat kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari tempat tidur. Tiba-tiba, ruangan di sekelilingnya mulai berputar dan berkedip-kedip dengan cahaya yang menyilaukan, membuat dia merasa mual.

Sensasi panas menjalar di tubuhnya, pandangannya menjadi rabun. Tanpa peringatan, dia merasa terhisap ke dalam pusaran cahaya. Sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, ia mendengar samar-samar suara teriakan seseorang yang mendekat. Namun, suara teriakan itu segera hilang bersama kegelapan.

***

Ketika membuka mata, Pemuda itu mendapati dirinya berada di ruangan hampa yang gelap tanpa cahaya atau sudut. Tubuhnya melayang di udara yang dingin, tanpa dapat merasakan sentuhan di kakinya.

Linglung dengan apa yang terjadi, dia mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Namun, sebuah layar hologram tiba-tiba muncul di hadapannya, berkedip-kedip seperti sinyal dalam ruang hampa.

Layar itu menampilkan seorang laki-laki, di mana dia terlihat memiliki senyuman yang tulus, namun bersamaan ada sisi lain dari sifat laki-laki yang ditampilkan dalam gambar tersebut, tapi tidak bisa dilihat begitu jelas.

Gambar di layar tiba-tiba berubah menjadi retakan yang bersinar, layaknya sebuah kaca raksasa hancur. Pemuda tersebut hanya bisa diam membisu menyaksikan hal aneh di hadapannya.

Retakan menyebar cepat hingga seluruh layar hancur menjadi ribuan kepingan bercahaya yang melayang- layang di ruangan gelap. Meskipun bersinar terang, kepingan itu masih tidak bisa menerangi seluruh kegelapan sekitar.

Perlahan, cahaya mulai meredup, tergantikan oleh ribuah gambar bergerak seperti sebuah film yang diputar secara acak dan tidak menentu.

Tanpa sadar, tubuh pemuda itu mendekat ke salah satu kepingan tersebut. Namun, sebelum dia dapat menyentuhnya, terdengar suara retakan dari bawah dirinya. Dia yang Ingin melihat sumber suara itu, namun waktu terasa cepat dan ia dapat merasakan dirinya jatuh ke dalam kegelapan.

Tanpa gravitasi, tubuhnya terus terjatuh, hingga dia melihat sebuah cahaya putih yang bersinar sangat terang, memaksa menutup matanya.

Begitu dia membuka matanya kembali, pandangannya masih rabun. Samar-samar dia melihat bayangan seseorang. Setelah beberapa detik, penglihatannya kembali normal. dia melihat sekeliling dengan bingung dan bertanya-tanya.

Salah salah satu dari mereka mengeluarkan suara, "Anakku, akhir nya kau bangun!"

-Bersambung.


Soul Behind the CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang