Bab 9: Sahabat.

174 13 3
                                    

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~•~

Eline Bliss dalam ingatannya adalah seorang perempuan dan sahabat dekat dari Kaelan, mereka begitu dekat bahkan ada yang mengira keduanya memiliki hubungan tetapi kenyataan tidak. 

Dia telah menjadi teman baik Kaelan sejak mereka masih di sekolah dasar. Jadi bisa bayangkan sedekat apa, walaupun begitu keduanya tak memiliki perasaan sama sekali. Dan untuk yang menganggap Eline dan Kaelan ada hubungan keduanya tidak akan tanggapi, karena baginya hanya angin lalu.  

Kini Eline sudah berada di kamar Kaelan, dia datang ke rumah temannya karena khawatir saat mendengar Kaelan sakit dari Grace. Tetapi yang dilihat sekarang terlihat baik, namun dia tetap bertanya. 

“Apa kau benar-benar sudah sembuh, Lan?” tanya Eline, dengan memanggil nama Kaelan menjadi Lan. 

“Udah, kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja,“ jawab Kaelan dengan nada tenang, yang berusaha menenangkan sahabatnya. 

Eline menghela nafas, dan berkata, “Ya Sudah kalau begitu istirahat yang cukup, jangan capek-capek. Ingat sebentar lagi kita ujian akhir semester, jaga diri baik-baik, ok.”

Kaelan tersenyum dan mengangguk mendengarkan perkataan sahabatnya yang sangat perhatian. Dan keduanya melanjutkan kembali pembicaraan sampai tak lama ketukan pintu terdengar. 

Grace membuka pintu, menatap Kaelan dan Eline yang sedang duduk di kasur. Dia tersenyum, kemudian berkata, “Kaelan, Eline makan dulu, ibu sudah siapkan makanan kalian di bawah.”

Mereka berdua mengangguk dan mengikuti Grace turun ke lantai satu. Saat tiba di meja makan, sudah dapat terlihat dua hidangan di antaranya; Sup ayam dan ikan goreng yang disajikan dengan kentang goreng. 

Kaelan dan Eline duduk berdampingan sementara Grace duduk di sisi lain meja, yang menghadap mereka berdua. Ketiganya kemudian makan dalam keadaan tenang dan sesekali berbicara. 

Grace selesai makan dan beranjak pergi ke dapur untuk menaruh piring kotor. Disaat bersamaan Eline meletakkan garpu dan sendok di piring, ia juga tak lupa membersihkan noda makanan di mulutnya menggunakan tisu.

“Kaelan,” ucap Eline sambil menatap Kaelan dengan raut wajah serius. 

Kaelan mengerutkan dahi saat menatap wajah serius Eline, tetapi ia tetap makan dengan tenang. 

“Apa?” tanya Kaelan dengan makanan di mulutnya. 

Eline mendecakkan lidahnya dan berkata,  “Apa kau bisa berhenti dulu makannya? Ada yang aku ingin tanyakan padamu.”

Soul Behind the CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang