🚩Re-Publish! New Version of Bad Luck [ for Luina ]🚩
❗️50% Different [ updated with additional scenes with deeper conflicts ]❗️
•
"You look so scared, baby. What's going on?"
"Relax, L. We're not here to bite you."
"Come on, Lui. You know there's n...
Luina yang baru selesai mandi dan masih sibuk mengeringkan rambut, dikejutkan dengan dentingan notifikasi dari ponsel yang sedang dia isi daya.
Tanpa harus mencabut kabel charger, Luina memberi sentuhan satu kali di layar ponselnya untuk melihat notifikasi apa yang ia dapat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DAMN!
Mata Luina membelalak tidak percaya dengan apa yang terpampang di layar ponsel.
Jadi—Zirga benar-benar mengirimkan dirinya uang sebagai bayaran dari kecupan tidak sengaja itu?!
Sial!
Kalau begini, bagaimana dia bisa hidup tenang di mansion ini?!
Bukan tidak mungkin, orang-orang gila itu tidak memiliki niat untuk melakukan hal yang sama padanya. Apalagi tadi dia sudah menantang mereka dengan berani. Pasti adrenalin mereka malah terpacu.
Kalau Zirga saja bisa bertindak secepat ini, bagaimana dengan tiga lainnya?
Ardanthe yang tidak pernah mau kalah, Alex yang terlalu misterius untuk ditebak, dan Regaska—oh, apalagi Regas! Dia yang paling semangat membahas masalah seperti ini.
Luina memejamkan mata. Mendadak tubuhnya menggigil. Bukan karena dingin, tetapi karena firasat buruk yang menyelinap diam-diam.
Mereka bukan lelaki biasa. Mereka predator, dan dia baru saja menyiram bensin ke kobaran api.
Mereka pasti sedang menyiapkan permainan, untuk bisa 'membayarnya' juga—dengan cara mereka sendiri.
"Aaaa... gimana nih.." Luina merengek sendirian. "Baru kali ini gue dapet lima puluh juta gak seneng!"
***
Keesokan harinya, di saat matahari sedang cerah-cerahnya menunjukkan pesonanya—Ardanthe malah melempar tas berisi perlengkapan golf ke arah Luina yang baru keluar dari kamar.
Gadis itu tampak mengaduh saat mendapat serangan dadakan. Pasalnya, tas yang berat itu lebih dulu menyenggol kepalanya hingga pening, sebelum kemudian mendarat dalam pelukan.
"Lo apa-apaan sih?!"
"Ikut gue golf."
Melihat Ardanthe yang berlalu dengan tampang tak bersalah, Luina mendelik kesal. Dia yang memang selalu mempunyai inisiatif di luar nalar, saat itu juga langsung melempar tas berat itu ke punggung Ardanthe sebagai ungkapan kekesalannya.