Hari ini adalah pemeriksaan kedua pada kandungan Aster, bulan-bulan sebelumnya Aster tidak mau diperiksa. Setiap kali datang dan masuk ke rumah sakit, ia tiba-tiba pusing dan mual. David memutuskan untuk tidak membawa Aster untuk diperiksa, David akan menunggu sampai Aster dalam keadaan baik.
Saat ini jantung Aster terasa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Sangat mendebarkan, duduk menunggu bagiannya di panggil nanti.
Di temani Bu Hani, Aster memegang kertas antrian miliknya.
"Gugup?" Tanya bu Hani.
Aster menganguk, kemudian ia meremat kertas antrian itu.
"Tidak apa-apa, sebentar lagi tuan sampai." Ujar Bu Hani menenangkan.
Sering sekali Aster menoleh ke arah lorong rumah sakit, menunggu kedatangan David.
"Aku makan buah dan sayur banyak kan?" Tanya Aster pada Bu Hani.
"Iya, bayi nya pasti sehat. Tenang saja ya." Usapan lembut dari Bu Hani untuk Aster pada jemari nya yang tak henti-henti memerah itu akibat rematan Aster.
Menit demi menit Aster tunggu kedatangan David, namun David tidak kunjung datang juga.
Wajah Aster mendadak lesu saat nomor antrian dan namanya di panggil.
David belum juga datang.
Aster menoleh pada Bu Hani dengan netra yang berkaca-kaca.
"Kali ini di temani ibu saja tidak apa-apa? Sepertinya tuan terjebak macet." Ucap Bu Hani.
Bu Hani ajak Aster beranjak dari duduknya, tidak lupa senyuman menenangkan masih tersuguh pada wajah Bu Hani.
Dengan jemari yang ditautkan, Aster mengajak Bu Hani lebih dulu untuk masuk ke ruangan.
Di sambut ramah oleh dokter dan perawat.
Tadinya Aster benar-benar tidak sabar bertemu dengan bayi yang berada di dalam perutnya itu—namun saat ini, Aster hanya tersenyum tipis saat dokter berkata bahwa janinnya dalam keadaan baik dan sehat.
Aster sempat di beritahu bahwa, ia sedang mengandung bayi kembar. Sedikit terkejut namun Aster hanya tersenyum saja sebagai responnya.
Harusnya berita bahagia ini di dengar langsung oleh David.
Aster senang karena di usia kandungan nya yang sudah beranjak empat bulan, ia baru di beritahu berita bahagia ini. Ada dua bayi di dalam perutnya, yang sebelum nya hanya di prediksi satu bayi. Penantian mempunyai bayi kembar Aster terwujud.
Aster sempat menangis juga tadi di dalam ruangan.
Dokter menyarankan Aster agar tidak terlalu stres, perbanyak melakukan hal-hal yang dapat membuat Aster bahagia.
Saran yang hanya di dengar saja oleh Aster. Berbanding terbalik dengan Bu Hani yang sejak awal dokter itu berbicara, Bu Hani mendengarkan dengan serius dan mencatat hal-hal yang penting untuk kesehatan Aster dan bayinya di buku catatan kecil yang sering Bu Hani bawa kemanapun.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan. Kini Aster dan Bu Hani kembali pulang ke rumah, dengan menggunakan taxi, mereka pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.
.
Sesampai di rumah, Aster berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Bu Hani sempat memanggil Aster untuk memakan buah-buahan yang tadi pagi sempat Aster beli. Namun sepertinya Aster hanya ingin mengurung diri dikamar nya.
Bu Hani pun membereskan kembali buah-buahan yang tadinya dikeluarkan dari dalam lemari pendingin.
Tidak mau mengganggu Aster yang sedang dalam keadaan tidak baik itu, Bu Hani pun hanya bisa menunggu Aster dalam keadaan baiknya. Bu Hani dengan telaten menulis kembali sesuatu yang penting dari dokter, ke dalam memo di dinding dekat lemari pendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA | Yoona
FanfictionA classic story of two humans who love each other, the universe approves but not the family. Rt.20+ Prekuel of Laut Kasih