14. Aster, Ari, & Anggun

23 3 2
                                    

David saat ini berada di Toronto. Agenda mendadak yang mengharuskan ia berada di sini. Setelah banyak berkas yang David baca dan tanda tangani, siang ini David memilih untuk beristirahat sejenak di rumahnya. Rumah orang tuanya.

"You never come home." Ucap wanita paruh baya dengan penampilan yang elegan nya.

"I am already married mom." Aku David dengan santai.

Suara pisau dan garpu menyapa lantai David dengar siang ini.

"She is currently four months pregnant mom." Beritahu David lagi.

Wanita itu sangat syok dengan dua informasi dari David.

"What?!"

"I'll bring it here later." Lagi dan lagi. Semua perkataan David membuat sang ibu marah.

Ibu David meninggalkan meja makan dengan kesal.

David sengaja memberitahu ibunya saat ini. Ia sudah memikirkan ini baik-baik, takutnya nanti saat david membawa Aster ke rumahnya, Aster akan mendapatkan sesuatu yang lebih buruk dari sumpah serapah ibunya. Kali ini Davidson selaku papa nya menjadi pendukung atas pernikahan David dengan Aster, ini jauh lebih baik.

David menyelesaikan acara makan siangnya seorang diri. Di rumah sebesar ini hanya ada ibu dan para pekerja rumah saja yang tinggal. Rumah ini sering di tinggalkan oleh pemiliknya membuat David sedari kecil tidak betah tinggal terlalu lama disini.

Sekertaris baru David membawa kabar mengenai istrinya itu, yang saat ini sedang menikmati waktunya mengolah berbagai makanan manis dengan Bu Hani, dan papa nya juga berada di rumah sana menemani Aster sebagai orang pertama yang mencicipi kue buatan Aster lagi. David sedikit kesal pada papa nya yang rela menemani Aster dari pada menemui pertemuan penting-yang seharusnya Davidson hadiri.

Pertemuan penting selanjutnya akan David hadiri nanti, setelah jam pulang kerja. Di karenakan hari ini ia masih mempunyai waktu luang, David meminta pak Herry untuk mengantar nya ke salah satu kedai kopi yang seri David kunjungi pada saat ia berkuliah.

Selama perjalanan, David memikirkan banyak hal mengenai dirinya nanti yang akan menjabat di perusahaan tersebut. David takut berlarut-larut dalam pekerjaannya dan melupakan Aster, David sendiri sadar akan dirinya yang sangat amat gila dalam pekerjaannya, ia sering tidak tahu waktu dalam bekerja. Jika saja bukan pak Herry yang menemaninya kemanapun, maka di pastikan David tidak akan ingat dengan rumah dan Aster-nya.

Seperti saat ini, dan hari-hari kemarin, David selalu pulang tengah malam, dan ia selalu mendapati Aster yang menunggunya tertidur di atas sopa. Membuat David tidak tega, sempat David peringati pada Aster untuk tidak menunggu nya lagi, namun Aster sangat keras kepala.

Hari-hari nya sangat sibuk menjelang diperkenalkannya dia pada publik-bahkan dunia.

Satu kopi dan satu coklat dingin sudah berada di atas meja keduanya.

"Kali ini, saya minta tolong." Mohon David.

"Apa?"

"Temani Aster selalu, dia sedang hamil kamu tahu kan?"

"Iya, memangnya lo mau kemana?"

"Sementara waktu harus tinggal di kota ini." Ujar David.

"Oh gitu, lagian gue baru keluar dari kerjaan, jadi bisa sih tinggal bareng Aster juga."

"Boleh, ada kamar kosong juga di sana."

"Wih, dah lo siapin? Mantep banget bro!" Ucapnya senang.

"Tidak disiapkan. Itu memang sudah ada."

ROMANSA | YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang