2. Strange strangers

56 5 0
                                    

Matahari memang selalu menjadi objek yang paling di hindari untuk beberapa manusia, karena panasnya.

Padahal matahari sudah menyinari bumi dari beberapa ribu tahun kebelakang, mengapa masih banyak yang membenci? Sinarnya anugrah, apalagi di pagi hari.

Aster Mariabella, perempuan yang tengah duduk di atas rerumputan hijau di siang ini. Sekali-kali jemarinya menghalau sinar. Tidak, ia bukan salah satu pembenci sinar matahari. Tetapi Aster sedang melakukan, menuangkan imajinasi nya pada sebuah buku tanpa garis di sana. Jari jemari nya dengan lihai membuat garis lurus, melengkung, yang dapat dilihat dari kejauhan.

"Don't torture yourself." Kata seseorang yang nampak bayangannya pada kertas putih milik Aster.

Aster mendongak sedikit menyipit, karena matahari ada di belakang orang itu.

Suara yang dapat Aster tangkap adalah suara laki-laki. Kemudian laki-laki itu kembali bersuara "It's too late in the day to sunbathe."

Aster yang masih menyipitkan matanya itu berucap "I'm not sunbathing. Please move a little! You're blocking the lighting..."

Ya, suara Aster terdengar lembut dan penuh kehati-hatian. Membuat laki-laki itu bergeser dan duduk di samping nya. Sambil sesekali menggantikan Aster yang menghalau sinar matahari.

Aster sedikit risih sebenarnya, tapi sedikit lagi gambarnya selesai. Jadi ia harus menahan sebentar.

"I'm done." Ucap Aster.

"Wow! The Drawing is so cool" Puji laki-laki disamping Aster.

"T-thanks..."

Tiba-tiba laki-laki itu mengulurkan lengannya untuk membantu Aster berdiri. Namun sepertinya Aster ragu hanya untuk sekedar menerima uluran itu.

"I'm David." Laki-laki itu memperkenalkan diri.

Aster sedikit bingung. Uluran tangan itu masih setia di hadapannya, mau tak mau Aster menerima uluran itu.

"I'm Aster." Ucap Aster sendiri.

"Have you finished your class today?"

"Yeah..." Jawab Aster lagi.

"Oke, bagus." Gumamnya.

Namun Aster mendengarnya. "What? Wait, wait... Didn't I hear it wrong?"

"Hear what?"

"Y-you... Do you speak Indonesian? Are you Indonesian?"

"I'm learning."

"Oh! Okay..."

Kemudian Aster melangkah, sambil sedikit membungkuk yang menandakan kesopanan dan ia akan segera meninggalkan tempat ini.

Aster bingung juga mengapa manusia ini terus mengikuti nya.

"Jangan mengikuti ku." Ujar Aster.

"Kenapa?" Tanya David.

Mereka berhenti di lorong kampus.

Dan Aster hampir dibuat kesal dengan David ini. Dia tanya kenapa? Kenapa? Like. Hey! We don't know each other? What's the point of following me around. Doesn't he's have anything else to do?

That's so weird. You know?

"Kita gak saling kenal. Jadi tolong jangan mengikuti aku."

"Kita sudah berkenalan tadi." Ujarnya tak mau kalah.

"Oke. Jadi, Mau kamu apa?"

"I want us to be friends."

"Kenapa harus?" Cukup heran untuk Aster, karena dua setengah tahun lebih ia sudah tinggal di negara ini, dan bersekolah disini. Baru kali ini ada seorang laki-laki yang ingin berkenalan. Pasalnya Aster hanya berinteraksi dengan laki-laki, saat kelas nya berlangsung saja. Diluar itu, tidak. Karena kedua sahabatnya sangat protektif terhadapnya.

ROMANSA | YoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang