Belrissa Aaradhya dan alaska Dhanurendra Atmadja mereka merupakan sepasang kekasih saat keduanya masih duduk dibangku sekolah menengah atas.
Mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius agar keduanya bisa hidup berbahagia...
"Dia ngancam aku lagi bang, dia bakalan jatuhin kita lewat perusahaan abang" ungkapnya
Devan yang mendengar hal tersebut mengepalkan tangan ini bukan pertama kali nenek tua bangka itu mengancam adiknya, tapi puluhan kali semenjak adiknya menikah dengan alaska.
"Sialan"
"Kita harus siap-siap dalam hal ini, maafin aku, karna aku abang jadi kena imbasnya, tapi aku janji sekiranya itu terjadi aku akan bantu pulihin perusahaan abang menjadi lebih besar lagi dari sekarang" ucapnya rissa tak enak hati ketika abangnya harus terlibat dalam permasalahannya.
"Tidak apa-apa tidak usah dipikirkan, mari kita berjuang bersama-sama lagi melawan nenek tua itu"
..............
Tak tak tak
Suara sepatu hak tinggi itu menggema di sebuah ruangan, alaska yang sudah tau siapa yang datang memberhentikan dahulu sementara pekerjaannya dan menatap orang itu.
"Aku sudah bilang beberapa kali ke mamah untuk tidak membuka pintu terlebih dahulu sebelum aku mengizinkan"
Alaska sangat tidak suka dengan sifat mamahnya yang seakan tidak menghargai privasi nya, walaupun ini kantor tapi alaska sangat menjunjung arti dari sebuah privasi.
"Mamah tidak perlu izin dari kamu, kamu anak mamah masa mamah harus izin terlebih dahulu sama anak sendiri" terangnya tidak setuju dengan omongan alaska.
Alaska menghela nafas
"Ada apa mamah datang kemari" ucapnya to the poin
Alaska sangat tau apabila mamahnya mengunjungi kantornya bukan hanya sekedar mengunjungi dirinya tetapi ada perihal lain.
"Mamah mau kamu cabut semua aset perusahaan kita yang ada di perusahaan pratama dan buat perusahan itu gulung tikar"
"Maksud mamah perusahaan devan? tapi kenapa mamah ingin aku mencabut semua aset yang ada di perusahaan pratama" tanya alaska dia hanya ingin tahu alasan mamahnya yang sebenarnya.
"Kamu tahu rissa masih suka menyalahi mamah atas perceraian kalian, dia kemarin mempermalukan mamah di depan publik dan kamu sebagai seorang anak hanya diam saja ketika orangtuanya dihina" dengan memasang wajah memelas
"Untuk alasan itu alaska tidak bisa untuk mencabut semua aset milik atmadja dari pratama karna itu masalah pribadi dan aku harus profesional dalam bekerja"
"Aku masih banyak pekerjaan mah, mamah boleh keluar aku perlu fikiran yang fokus dan tenang dalam mengerjakan dokumen penting ini" jelasnya mengusir secara halus
Rani yang merasa di usir oleh anaknya menghentakkan kaki dengan keras seraya mengumpat, yang tanpa di sadari alaska mendengar semua umpatan itu dan tersenyum kecil.
Alaska tersentak kala pipinya terasa dingin dan menoleh ke sebelahnya terdapat seorang perempuan tersenyum manis seraya menyodorkan minuman kepadanya.
"Nih minum, dan jangan kebanyakan bengong melulu gabaik"
"Thanks" alaska meminumnya dengan sekali teguk tidak lama dari itu terdengar suara kekehan dari perempuan yang memberikan minuman padanya.
"Haus banget ya lo" dan hanya di balas anggukan oleh alaska.
"Oh iya gue suka liat lo diem disini terus, lo ada masalah? kalau ada masalah lo boleh cerita ke gue, walaupun gue gabisa ngebantu, se enggaknya gue bisa nge ringanin beban di pundak lo ketika lo bercerita" ujar cewe itu
"Gaada dan itu bukan urusan lo"
Alaska itu orang yang tidak suka berbagi cerita dengan orang lain, ketika dia punya masalah lebih baik dia simpan sendiri.
Perempuan itu mengangguk
"Gue tau tapi setidaknya gue peduli sama lo, lo gamau cerita ya gapapa tapi mungkin sebuah pelukan bisa nenangin pikirin lo" ucap perempuan tersebut seraya merentang kan tangannya.
Tidak ada pergerakan dari alaska membuat dia menjatuhkan kembali tangannya.
"Gue pamit lo.. "
"Boleh? " tanya alaska
"Boleh apa? "
"Peluk lo" ujar alaska yang disambut dengan anggukkan dan senyuman yang sangat cantik.
"Lo hebat udah bisa lewatin semuanya sendiri, lo harus berterimakasih ke diri lo sendiri karna sudah bertahan sampai tahap ini"
Deg
Kata-kata itu berhasil membuat perasaan alaska menjadi menghangat dia tidak tahu bahwa pelukan itu bisa membuat seseorang nyaman.
"Mau sampai kapan kita pelukan, bentar lagi bel pulang sekolah berbunyi" di sertai dengan tawa kecilnya.
"Sorry" ucap alaska dengan tidak rela melepaskan pelukannya.
"Gapapa, gue balik dulu gue udah di tunggu sama pacar gue, lo harus balik juga jangan disini terus"
'Udah punya pacar ya' batin alaska
"Eh nama lo siapa gue lupa belum kenalan sama lo"
"Alaska"
"Ayo berteman, banyak teman lebih bagus buat lo"
Alaska mengangguk tapi lain dengan hatinya berteman ya?
Ketika perempuan itu akan pergi alaska menahannya.
"Tunggu gue juga belum tau nama lo"
"Rissa nama gue, yaudah kalo gitu gue balik dulu sampai ketemu lagi"
Alaska terkekeh melihat rissa berjalan dengan tergesa-gesa sembari melihat sekelilingnya dia tahu perempuan itu takut ketahuan bolos oleh panitia osis karna sekarang sedang di adakan razia dadakan.
"Woy ka" teriakan danis mampu menyadarkan alaska dari lamunannya
"Lo kenapa dah melamun"
Alaska mengerjapkan matanya lalu menggeleng kenapa pertemuan pertamanya dengan rissa muncul di benaknya.
"Tutup pintu jangan biarkan ada seseorang yang masuk,ada yang mau saya sampaikan perihal penting"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.