IX. SCHOLARSHIP part. 1

69 5 0
                                    

Seokjin berjalan meninggalkan Namjoon yang masih berdiri di tempatnya, dengan air mata yang terus saja mengalir Seokjin berjalan menuju bus stop, ia berharap kalau Namjoon akan mengejarnya dan memeluknya, tapi tidak, tidak ada pergerakan dari kekasihnya itu, entah apa Namjoon masih bisa dibilang kekasihnya atau bukan karena pertengkaran tadi.

Setibanya dirumah Seokjin langsung pergi kekamar mandi ia ingin membersihkan dirinya menenangkan dirinya dengan berendam di bathtub.

Hampir satu jam ia berendam, dan menangis, disaat ia merasakan pusing dikepala barulah ia beranjak keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk tidur.

Sementara di sisi Namjoon ia hanya duduk di bangku lapangan basket, dengan air mata yang masih sedikit mengalir.

Ia sadar kalau ia terus  mempertahankan ego nya ia akan kehilangan orang yang ia sayangi, tapi entah mengapa ia mempertahankan egonya, rasa sakit hatinya mendengar Seokjin dengan mudah mengajak gadis itu berkencan.

Tapi disatu sisi ia sangat menyesal telah membuat Seokjin menangis, hatinya ikut sedih melihat mata cantik milik Seokjin meneteskan air mata.

"Sayang maafkan aku" Katanya monolog, ia berdiri dan berjalan lunglai meninggalkan kampus.

3 minggu berlalu, dan mereka masih tidak saling berkomunikasi, mereka masih dengan ego masing masing, walaupun berpapasan tetap tidak saling sapa, dan Seokjin cenderung menghindari Namjoon.

Telpon miliknya Namjoon berdering, "halo, sore pa Choi" Namjoon menjawab telpon yang ternyata dari dosennya.

"Gimana Namjoon apa keputusanmu soal beasiswa itu?"  Tanya dosennya "maaf pa Choi saya belum memutuskan" Terdengar desahan kekecewaan dari dosennya tersebut.

"Namjoon ini kesempatan yang bagus buat mu, jangan kamu sia siakan beasiswa ini, ini cuma 2 tahun tapi akan berdampak besar dalam hidupmu percalah sama bapak" Namjoon berfikir sejenak, "baik pa, besok akan saya akan beri jawabannya, terimakasih banyak sudah memperjuangkan ku untuk mendapatkan beasiswa ini pa" Namjoon menutup telpon setelah mengucapkan rasa terimakasihnya kepada dosennya itu.

Ya Namjoon telah direkomendasikan oleh dosen tersebut untuk mendapatkan beasiswa ke inggris selama 2 tahun, memang dengan beasiswa ini kehidupan nya akan sangat berubah, karena akan banyak peluang besar datang ke dirinya, akan banyak perusahaan besar akan meminta nya untuk bergabung dengan mereka, sayang memang jika dilewatkan begitu saja.

"Eomma, Appa bisa bicara dengan kalian sebentar" Namjoon meminta waktu orang tuanya saat mereka hendak makan malam "ada apa sayang?" Mama kim  melihat serius ke arah anaknya "Eomma Appa, aku mendapatkan beasiswa penuh ke inggris selama 2 tahun, beasiswa isi hanya diberikan kepada 100 orang terbaik diseluruh dunia" Kedua orang tua Namjoon terkejut sekaligus senang atas prestasi yang didapat anaknya itu.

"Waahh bagus sekali sayang, apa kamu menerimanya?" Mama kim bertanya, "iya eomma, karena ini kesempatan yang sangat sayang jika dilewatkan"Mama kim melihat ekspresi anak nya yang sepertinya tidak senang.

"Apa Seokjin sudah kamu kasih tau sayang" Namjoon secara otomatis melihat kearah mamanya untuk beberapa saat, dan kemudian ia bergeleng sambil menunduk kan kepalanya.

"Kapan kamu rencana nya mau kasih tau dia?" Tanya mama kim,  "tidak perlu memberitahu nya eomma" Namjoon memang berniat tidak ingin memberi tahu seokjin.

"Kenapa memang kamu tidak akan kangen sama dia?" Namjoon tersenyum mendengar perkataan mamanya "tidak eomma"... " Tidak baik loh kalau kamu tidak memberi tahunya, dia kan pacar mu, masa tidak diberitahu?" Appa kim meyakinkan Namjoon untuk memberitahukan hal ini ke Seokjin.

"Memang kapan kamu akan berangkat?" Mama kim bertanya "kalau tidak ada hambatan 2 minggu lagi eomma" Mama kim terkejut kalau anaknya akan berangkat secepat itu.

STUPID FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang