Bagian 1

573 57 10
                                    

::: who? :::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

::: who? :::

















Di bawah bayang-bayang senja yang memudar, Hana berdiri dengan air mata mengalir deras di hadapan Jungwon. Suaranya yang bergetar tak mampu menyembunyikan kepedihan hatinya saat ia memohon untuk mengakhiri segala hubungan mereka.

Jungwon, yang terdiam terpaku, hanya bisa menyaksikan kegetiran itu merayap di antara mereka, memecah keheningan dengan keputusasaan yang mendalam. Kini buliran air mata itu juga memenuhi mata lelaki tersebut.

Permintaan itu bukanlah kehendak Hana, melainkan titah dari Jeonghan, ayahnya sendiri, yang membuat relung hatinya terhimpit oleh dilema yang tak terucapkan. Setiap kata yang terucap seperti pedang yang mengiris-iris, meninggalkan luka yang tak kasat mata, namun nyata terasa.

Hana masih terduduk, air matanya mengalir tak tertahankan. Hatinya hancur karena harus mengakhiri hubungan dengan Jungwon begitu saja.

Di sisi lain, Jungwon terisak, wajahnya pucat memohon di hadapan Hana, berharap semua ini hanyalah ilusi. Mereka berdua tenggelam dalam kebimbangan dan rasa kehilangan yang mendalam, mencari jawaban dari pertanyaan yang terus menghantuinya apakah ini benar-benar akhir dari semua yang mereka bangun bersama?

"Hana aku nggak bisa Hana..." Jungwon tersiak bagaikan ribuan petir yang menyambarnya. Tangan Jungwon menggenggam tangan dingin milik Hana. Namun genggaman itu terhempas begitu saja ketika Hana yang tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat.

"Jungwon... aku gak bisa."

"Masih banyak perempuan yang baik selain aku Jung."

"Enggak Na... enggak!"

"Jungwon.. kita boleh berubah, tapi rasa nggak bisa berubah."

Sore hari yang mendung menghampiri ketika Hana perlahan melepaskan pelukannya dari Jungwon. Mata mereka bertemu dalam keheningan yang mengalir pelan, seolah waktu terhenti sejenak di tengah-tengah mereka.

Hana dengan lembut mengusap air mata Jungwon, tatapannya penuh dengan kehangatan tulus yang mampu meredakan kegelisahan di dalam hati Jungwon. Kesedihan Jungwon tereduksi menjadi kerapuhan yang terasa di dalam tatap Hana, seakan dia tahu bahwa dia dapat melepaskan semua ketakutannya di depannya.

Dalam diam, mereka merasakan kehadiran satu sama lain dengan mendalam, di bawah langit yang mulai merayap warna senja yang gelap ini, menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan. Namun...

Semuanya berakhir begitu saja.

"Aku pamit Jungwon, semoga kau-"

Behind The Shadows, ft. SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang