Bagian 4

350 39 7
                                    

:: why? ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:: why? ::

wkwk ini book tergila aku sih

































"..."

Di suatu petang yang tenang, sinar mentari senja memeluk taman kecil di pinggiran kota. Hana duduk sendiri di bangku taman, wajahnya yang cantik ternoda oleh air mata yang mengalir tanpa henti.

Jungwon, mantan kekasihnya yang selalu ada di saat-saat sulit, mendekatinya dengan langkah hati-hati. Dalam keheningan itu, ia mengulurkan sebotol air mineral kepada Hana, tanpa kata-kata, hanya dengan tatapan penuh pengertian.

"Ini!"

Hana menerima botol itu dengan gemetar, menghapus air matanya sambil mencoba tersenyum kecil sebagai ungkapan terima kasih. Jungwon menatapnya dengan penuh empati, seolah memahami setiap isak tangis yang mendera hati Hana.

Mereka berdua telah mengalami banyak hal bersama, dari kegembiraan hingga kepedihan yang mendalam. Meskipun Hana kini telah menikah dengan Sunghoon, cinta yang ia miliki terhadap Jungwon tak pernah luntur.

Kehadiran Jungwon bagaikan oase di padang gersang dalam hidup Hana. Meskipun pernikahan Hana dengan Sunghoon adalah sebuah kenyataan yang tak bisa diubah, Jungwon tetap hadir dalam benaknya sebagai sumber dukungan dan kehangatan yang tak ternilai.

Dan di balik senyum lembut yang dipaksakan oleh Hana, terdapat keinginan yang dalam untuk menceritakan segala rasa yang tak terucapkan pada Jungwon, namun terus mengalir dalam hatinya.

Tak ada yang tahu persis bagaimana jalinan ini akan berlanjut di masa depan. Tetapi pada saat ini, di taman yang tenang ini, satu hal yang pasti: Jungwon dan Hana saling memahami dengan penuh kejujuran, meskipun kebenaran itu kadang menyakitkan. Dan dalam setiap bingkai kesunyian yang mereka bagi, terukirlah kisah cinta yang dalam dan rasa yang tak pernah pudar, meski waktu berlalu dan kehidupan membawa perubahan yang tak terduga.

"Sini!"

"Kangen!" Ucap Hana perlahan.

Begitu pula, tangan kekar itu mulai merentang begitu saja, sang puan pun menghambur kedalam pelukan hangat yang begitu ia rindukan selama ini.

"Jangan pergi!"

"Aku disini."

"Aku mau kamu Jungwon."

"Tapi kamu milik orang lain Hana."

"Aku nggak peduli Jung, aku mau kamu!"

"Hana.."

"Aku bilang aku nggak peduli Jungwon! Mau dosa mau apapun itu, aku mau kamu!"

Begitu pula tangisan itu semakin pecah, dimana mendung mulai menyelimuti cahaya yang bersinar terang. Keduanya masih menatap satu sama lain dengan perlahan Jungwon mulai mendekatkan wajahnya, sebelum ia mengucap sesuatu, hendaknya bibir ranum miliknya itu mengecup singkat sang dara yang tak jauh dari kata rindu yang ia inginkan.

Behind The Shadows, ft. SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang