Warung Janda

42.8K 80 0
                                    

Haii namaku Rahul, umurku 24 tahun dan sebentar lagi akan menginjak kenumur 25 tahun. Aku tinggal di sebuah desa yang bisa di bilang terpencil. Hari ini aku akan pulang ke desa setelah empat tahun lamanya aku berada di Jakarta dan tidak pulang - pulang.

Sebenarnya aku hanya memiliki waktu libur selama 3 hari, tapi aku sudah bernegoisasi dengan atasanku untuk meminta libur selama satu Minggu. Tapi jaminannya, selama satu bulan yang lalu aku terus bekerja hanya dengan libur 2 hari saja untuk satu bulan. Dan setelah aku kembali ke Jakarta nanti aku juga akan libur dua hari lagi selama satu bulan untuk mengganti hari liburku saat ini.

Aku turun dari bis dan menurunkan semua barang - batangku. Ku lihat adik Perempuanku yang sudah menunggu di pinggir jalan karena sudah ku telfon tadi.

"Abanng...." Teriak adikku lalu memelukku dengan erat. Mungkin dia sangat merindukanku setelah 4 tahun lebih tidak bertemu.

"Masih aja kecil kamu dek" ledekku saat melihat adikku yang sudah pasti tetap kecil dari pada diriku.

"Yeeee Abang mahh... Aku tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya ya, cuman Abang aja yang kayak tiang listrik. Udah ayo, panas ni aku udah nunggu 10 menit tadi" kata adikku lalu memberikan kunci motor.

Aku menarlta barang bawahanku dan meminta adikku untuk membawa tas ranselku. Aku membawa motor dengan pelan sambil menikmati pemandangan gunung dan sawah yang hijau. Sudah lama aku tidak merasakan pemandangan yang menenangkan seperti ini.

Akses jalan menuju ke desaku memang tidak bisa di lalui oleh mobil, bisanya hanya motor saja. Sebenarnya untuk mobil masuk bisa saja, tapi jalannya sangat rusak dan hanya bisa satu mobil saja karena jika ada mobil dari lawan arah, salah satu harus mundur.

"Dek, gimana sekolah kamu?"

"Biasa aja bang" jawab adikku dengan santai.

"Gak sesuai harapan" gumamku pelan.

"Bang, kita nanti mampir ke warungnya mbak Yati dulu ya. Tadi ibu minta di beliin gorengan sama es teh dulu"

"Oke".

"Mari pak" sapaku kepada beberapa warga yang ku kenal. Mereka tampak bingung saat melihatku. Mungkin mereka tidak mengenaliku, karena aku memang banyak berubah setelah masuk ke Jakarta.

Ku hentikan motor di depan warung mbak Yati. Lumayan ramai di sana, dan kebanyakan adalah para laki-laki termasuk bapak-bapak. Aku masuk dengan adikku.

"Rara, tumben siang - siang ke sini?" Tanya pak RT yang kebetulan hanya tahu ada Rara.

"Iya pak RT, di suruh ibu beli gorengan sama es" jawab adikku.

Pak RT melihat ke arahku yang ada di belakang Rara. "Lohhh bukannya ini Rahul?" Tukas pak RT yang baru sadar jika itu adalah aku.

Ku Salami pak RT dan beberapa orang di sana.

"Makin ganteng saja kamu Hul" piji salah satu dari mereka.

"Iya, sampai pangling tak kira siapa tadi" sahut pak Udin.

"Ahh bapak - bapak ini bisa saja. Saya masih sama kok seperti dulu" sahutku mencoba untuk merendah.

"Gimana Hul? Di Jakarta betah kayaknya sampai udah lama gak pulang kamu" tanya Pak RT.

Aku ikut duduk di samping pak RT "Ya mau gimana lagi pak RT, betah gak betah ya harus tetep di jalani. Kerjaan juga"

"Gorengannya berapa Ra?"

Ku dengar suara itu tak asing, siapa lagi jika bukan mbak Yati. Wanita itu masih tetap sama seperti dulu, hanya saja kini badannya lebih berisi tak sekurus dulu.

Kumpulan Cerita Hot Dewasa 21+🍒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang