"Nai.... lelet banget sih jadi orang"
Suara melengking itu berasal dari panggilan suara pada handphone Naila.
Wanita itu tengah kesusahan membawa kopernya sendiri sambil berlari kecil."Sabar Cel.. ini gue udah di depan" terdengar suara Naila yang beraturan karena tengah berlari.
"Cepet, semua udah pada siap. Tinggal nunggu Lo aja lelet"
Satu menit kemudian,nampaklah Naila dari kejauhan. Naila yang awalnya berlari kecil kini melangkahkan kakinya dengan pelan.
Wajah wanita itu mulai terlihat pucat kala melihat Anton, si bos galaknya yang memperlihatkan ekspresi tak suda dengan perbuatannya.
"Selamat pagi pak Anton. Maaf sebelumnya karena saya keberangkatan kita jadi terlambat" ujarnya sambil membungkuk. Namun sayangnya sang bos hanya meliriknya tanpa membalas maafnya dan langsung masuk ke dalam mobil.
Melihat interaksi tak enak antara teman dan bosnya, Chelsi mendekati Naila dan membantu Naila memasukkan kopernya ke dalam mobil.
"Makanya, kalo tidur jangan kayak kebo" kata Chelsi sebelum meninggalkan Naila yang masih mematung.
Di dalam perjalanan hanya ada keheningan di antara mereka. Baik Naila maupun Chelsi tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Bahkan mereka mengobrol melalui chatting meskipun duduk bersandingan.
5 jam lebih perjalanan, mobil hitam mulai terparkir di depan sebuah vila. Seisi mobil akhirnya turun dari sana dan merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat perjalanan jauh.
Di sinilah mereka.. di vila milik pak Anton. Kedatangan mereka ke tempat ini karena adanya urusan bisnis yang memang mengharuskan Naila dan Chelsi juga ikut serta dalam proyek tersebut.
Pak Anton memilih menginap di vila pribadinya karena memang proyek yang akan mereka jalankan dekat dengan tempat tersebut di bandingkan dengan hotel.
"Kamar kalian di sana. Istirahatlah, besok kalian harus kerja"
Setelah kepergian pak Anton, Naila dan Chelsi saling tatap dan tertawa.
"Dasar patung" ucapnya bersamaan di sertai tawa kecil.
Meski begitu, Pak Anton cukup baik dengan memberikan kamar berbeda untuk Naila dan Chelsi. Dengan begitu, Naila bisa dengan leluasa bebas tanpa harus berbagi tempat dengan orang lain.
Setelah semua barang tertata. Naila memutuskan untuk pergi keluar melihat - lihat lingkungan sekitar.
Gadis itu memang suka eksplor tempat baru seperti saat ini. Di mana Naila sudah berada di sebuah ayunan yang tergantung di pohon besar di belakang vila.
Cukup jauh jarak antara vila dan tempat Naila bermain ayunan berkarat itu. Bahkan gadis itu hanya sendirian di sana meski hari sudah menjelang sore.
Hari semakin sore. Bahkan kini langit mulai gelap.
Dari kejauhan tampak Chelsi yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.
"Naila.. balik" teriak Chelsi membuat Naila yang tengah melamun langsung berdiri dari duduk nyamannya.
"Lo ngapainsih kek anak kecil tau gak? Udah gede masih main ayunan"
"Lagi suntuk aja gue. Lagian di kamar juga bosan"
"Btw.. Lo kok tau kalo gue di sini?" Tanya Nai yang merasa heran.
"Gue lihat Lo dari jendela kamar td"
Yaps lokasi kamar yang di tempati Naila dan Chelsi memang memperlihatkan bagian belakang vila.
Malam semakin larut, kini Naila sudah lelap dalam tidurnya.
Krieett......
Ranjang yang Naila tempati bergerak dengan sendirinya seakan - akan ada yang sedang naik ke atas. Namun sang empu tetap tak terganggu dengan hal itu.
Hooaaammmmmm..........

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Hot Dewasa 21+🍒
FantasyWARNING! harap bijak dalam membaca. Cerita inj mengandung unsur dewasa yang tidak di peruntukkan untuk usia di bawah umur.