"Mungkin dia akan mendapatkan teman baru."
•®•
Mengenai pria asing yang setengah bulan lalu mengaku sebagai tukang pos keliling serta adik asuh Javas, Tika tidak lagi mendengar kabarnya semenjak OTT yang dilakukan pihak densus. Perempuan dengan rambut tergerai itu membenarkan kacamata gayanya, dan keluar dari mobil diikuti pria menyebalkan yang menyandang status sebagai dosen Minerva University.
Ada alasan khusus mengapa akhirnya Tika bisa menjadi mahasiswi semester lima di sini, salah satunya karena pria asing bernama Olev itu. Menurut data yang diperoleh Javas, Olev adalah mahasiswa pascasarjana yang mengambil studi lanjutan di universitas swasta ini. Entah mengapa, pria 25 tahun itu malah berakhir sebagai eksekutor lapangan organisasi Lokatraya.
Lokatraya adalah organisasi lini berisikan kumpulan mahasiswa yang tidak pernah puas terhadap negara kesatuan serta ingin menuntut hak-haknya sebagai warga negara yang dilindungi undang-undang. Mereka beberapa kali sering terlibat demo mengenai kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Namun bukan hanya itu saja, organisasi lini tersebut sering diidentifikasikan sebagai kumpulan orang-orang yang ingin menghancurkan kesatuan-persatuan antar khalayak dengan menebar isu-isu miring. Beberapa kasusnya bahkan menyamai serangan teror.
Lokatraya telah lama dibubarkan oleh pemerintah, tetapi entah dari mana organisasi yang awalnya berniat baik guna menampung suara masyarakat dan menyampaikannya kepada pemerintah itu menjadi anarkis. Sangat bertolak-belakang dengan visi-misi yang diusung. Yang Tika tahu, perubahan haluan mereka menjadi ekstrem terjadi akibat disusupi pihak lain yang ingin menggulingkan pemerintahan.
Tika berjalan lebih lambat dari biasanya, dia tidak ingin orang-orang tahu kalau baru saja dirinya keluar dari kendaraan yang sama dengan dosen fakultas teknik itu. Javas menoleh saat Tika tak lagi di sampingnya, pria dengan pakaian formal itu berhenti sambil menekuk salah satu tangan di pinggang.
“Kenapa jalan kamu lelet begitu, Tika?” ucap pria itu seperti ibu-ibu cerewet saja. “Kamu nggak mau kuliah?”
Perempuan dengan kardigan violet yang dipadukan wide flare skirt itu mendengak, ia bisa melihat pria yang jaraknya sekitar tujuh langkah itu memasang ekspresi pedar. Tika mendengus, dan mempercepat langkahnya hingga kini ia sudah berada di samping pria menyebalkan itu.
“Bisa nggak sih, gak usah saling kenal? Gue nggak mau kena skandal tau,” ujar Tika kesal.
Javas mengerutkan kening, memandang wajah istrinya yang nampak serius sambil menjaga jarak untuk berjalan beriringan dengannya. “Nggak ada yang tahu kalau kamu istri saya,” ucap pria itu ketus.
Tika kembali menoleh. “Sekarang mungkin enggak, mana tahu besok. Pokoknya kita nggak boleh saling kenal selama di lingkungan kampus.” Perempuan itu memperingati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grahita Kama
RomantikApa yang enak dari hidup seorang Diandra Pramustika? Menjadi istri seorang dosen? Bisa tinggal bersama sosok yang dicintai? Atau karena jadi mantu presiden? Oh, bukan-bukan. Nyatanya Tika tidak suka dengan semua itu, sial! Untuk apa dirinya harus b...