"Mimpi buruk ini tidak akan pernah bisa berakhir sebelum kamu memutuskannya sendiri."
***
Tika terlihat risau bersebelahan di atas ranjang bersama Javas. Perempuan itu menggeser tubuhnya lebih ke kiri lagi hingga nyaris di pinggiran dengan tangan mencengkram selimut kuat-kuat. Huh, pria di sebelahnya sudah asyik berkubang dalam mimpi, meninggalkan dirinya yang sangat gelisah kalau terjadi sesuatu seperti dulu. Mulut Tika komat-kamit merapalkan tasbih dan istighfar, tak ketinggalan juga ayat kursi sampai surat-surat pendek yang diingat. Ia berharap ruangan ber-AC yang didominasi warna abu-abu putih bergaya minimalis ini bukan sarangnya jin.
"Kenapa kamu belum tidur?"
Perempuan itu menoleh cepat saat Javas masih terpejam di sebelahnya. Namun, bibirnya terbuka dan lagi-lagi mengucapkan kalimat yang sama. Tika mengerutkan kening bingung terhadap suami ngeselinnya, ia jadi berpikir apakah Javas mengigau sekarang?
"Why U look at me like that?"
Huh? Pria itu membuka matanya cepat membuat perempuan itu beringsut. "Kamu kedinginan, mau dipeluk?" Sambungnya lagi.
Tika dengan cepat langsung bangun dari ranjang, bergerak menjauh hingga sampai di jendela kaca yang tertutup tirai senada menjuntai ke bawah. Javas mendudukkan tubuhnya sambil mengerucutkan kening, kebingungan terhadap tingkah istrinya barusan. Dirinya enggak mengerti mengapa perempuan itu bertindak seperti barusan. Pria itu menyibak selimut menurunkan kakinya menapak lantai dan berjalan memutari ranjang guna mendekati Tika yang memasang sikap waspada.
"Hei, Bee, are you okay? You looked so tense."
"Stop. Jangan deketin gue!" peringat Tika pada pria itu. Tubuhnya mendadak bergetar sebab takut.
"Bee...?"
"Stop. Gue bilang jangan deketin gue!"
"Tika, kamu kenapa?"
"Gue bilang stop, jangan deketin gue!"
"Hei, Tika, sadarlah. Kamu ini kenapa?"
"Stop lookin' me like that!"
"Hei Diajeng Pramustika, bangun. Kamu kenapa?"
Tika cepat-cepat membuka matanya, napasnya beneran memburu. Ia melihat situasi kamar yang ditempatinya sekarang sudah terang, ia melirik ke arah Javas yang masih memegangi lengannya dengan kerutan di dahi. Barusan itu ... cuma mimpi? Kenapa terasa sangat nyata sekali dan ... kenapa pula pria di hadapannya sekarang bisa masuk dalam mimpi buruknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grahita Kama
RomanceApa yang enak dari hidup seorang Diandra Pramustika? Menjadi istri seorang dosen? Bisa tinggal bersama sosok yang dicintai? Atau karena jadi mantu presiden? Oh, bukan-bukan. Nyatanya Tika tidak suka dengan semua itu, sial! Untuk apa dirinya harus b...