dua

178 17 3
                                    




"Istri anda benar, dan hasil tes nya juga benar. istri anda sedang hamil"

Wajah sumringah ayah tidak pernah luntur sejak tadi menuju rumah sakit.

Ia memang sudah merasakan ikatan batin dengan janin didalam kandungan sang istri.






"Tapi .. "

"Tapi kenapa dok?"

Kini raut wajah khawatir muncul di wajah ayah saat sang dokter mengutak-atik alat USG dan membaca berkas hasil tes sang istri.

"Istri anda memang hamil, tapi lihatlah"

sang dokter menunjukkan layar monitor yang menunjukkan sang jabang bayi tengah bergerak-gerak didalam sana, namun,

"Istri anda hamil anak kembar"

"K-kembar?!!"










°÷°

"Aku ga nyangka gen kembar ayahku bisa sampai pada anak kita sayang"

Sang istri tersenyum lalu kembali mengelus perutnya,
"Gapapa kok, mungkin tuhan percaya banget sama kita sampai dititip dua sekaligus ya kan"

Ayah juga ikut tersenyum mendengarnya.








°÷°

"Hati-hati sayaangg, aku gamau Kaka sama adek pusing kalo kamu banyak gerak gitu"

"Iih apaan sih mas, aku cuma yoga biasa.  Ini juga kan buat kelancaran proses lahiran nanti biar aku bisa lahiran normal"

"Iyaa tapi tolong jangan terlalu cape ya, kalo udah ngerasa berat mending kamu istirahat sini sama mas"

"Iya-iya mas sebentar lagi yaa"


























°÷°


"Mas lihat deh, lucu banget bajunya. Kira-kira anak kita nanti kembarnya cowo apa cewe ya?"

"mau cowo atau cewe gapapaa kok asal sehat"

"Iyaa sih , tapi kalo menurut kamu sendiri, maunya cewe apa cowo?"

"Aku? humm, aku sih mau nya cowo ya soalnya biar bisa jagain mamah nya yang bawel ini"

"Iihh mas sakit tauu main cubit-cubit hidung aja, tapi mas, aku maunya cewe soalnya biar bisa aku dandanin gituu kan gemess"

"Terima aja ya sayaangg apa yang sudah dikasih tuhan, kita bersyukur sudah dikasih karunia ini"

Sang istri mengangguk mengiyakan dan melanjutkan melihat-lihat perlengkapan bayi di suatu mall karena saat ini kandungannya sudah menginjak usia 7 bulan.














°÷°

"Bibii!!"

Ia berusaha tetap menjaga keseimbangannya dengan meraba-raba tembok.

Perutnya tiba-tiba kontraksi dan sepertinya ini waktu yang tepat untuk melahirkan,

dilihat dari air ketuban yang mulai menetes sedikit demi sedikit melalui betisnya.

"yaa ampun mbak, kenapa mbak?!!"

"bi bisa minta tolong telponin mas? bilangin kayanya aku udah mau lahiran, kita sekarang naik taksi aja ya bi"

"baik mbaak, sebentar saya panggilkan taksi dulu, mbak duduk dulu disini oke"

Rasa sakitnya benar-benar tak tertahan, rasanya seperti ingin menjambak sesuatu kuat-kuat untuk melampiaskannya.

"Kuat ya kalian, sebentar lagi kalian akan bertemu mamah sama ayah"













°÷°

"ini anaknya bu"

Mamah melihat box bayi berisi kedua anaknya yang tengah tertidur pulas.

Senyumnya tak pernah hilang melihat wajah teduh anak-anaknya yang terlelap.

Sungguh benar-benar indah karunia engkau Tuhan. Kami berjanji akan selalu menjaga mereka berdua, terimakasih telah mempercayakan mereka pada kami.

"Anaknya laki-laki Bu, kuat dan sehat"

Ternyata laki-laki.
Seperti maunya ayah.
Dan sepertinya akan benar-benar menjaga mamah kedepannya.

"maaf dok, bibi yang nganterin saya tadi mana ya? kok ga keliatan?"

"Ah ibu-ibu itu ya, iya Bu tadi dia pergi ke UGD untuk melihat keadaan suami ibu"

"Suami saya?!! Suami saya kenapa dok?!! Kenapa bisa ada di UGD?!!"

"suami ibu terlibat kecelakaan beruntun dengan sebuah truk Bu, seperti keterangan dari polisi jika ia mengebut untuk sampai disini"

"Saya mau lihat suami saya—"
"Ibu Bu tenang dulu ya, ibu tenang dulu. suami ibu udah ada dokter yang nanganin. untuk sekarang ibu harus istirahat, ibu baru selesai proses persalinan loh"

"tapi suami saya dok—"
"Ibu tenang saja oke, suami ibu pasti baik-baik saja, sekarang ibu istirahat dulu ya"

Degup jantung yang tak bisa ia kontrol terus menerus berdetak cepat. Bagaimana bisa disaat ia bahagia seperti ini kabar buruk mendatanginya.

'Ya Tuhan, tolong sembuhkan ayah.'


















°÷°

Nafasnya berulang kali tercekat. Tatapan matanya yang sudah memburam dan kekuatan tubuhnya yang seperti dihisap saat berada di tempat ini.

Tangannya pun tak henti-henti menggenggam erat bunga putih yang dibawa olehnya.

Seperti mimpi, namun kenyataan secara bersamaan.

"Mas .. "

Ia letakkan bunga lili putih tepat disamping nisan sang suami.

Dengan kasar mengusap air mata yang kembali mengalir di pipinya.

"aku ga nyangka kamu pergi secepat ini mas. Jagoan kecil kamu masih butuh kamu disini mas, aku takut jika sendirian,

aku takut tidak sanggup merawat mereka dengan baik. Aku butuh kamu mas, aku sendirian."

Dilihatnya figur foto sang suami yang seperti tengah tersenyum manis kearahnya.

"Doain aku mas. Doain aku supaya aku tetap kuat tanpamu disini, doain aku juga supaya aku kuat merawat si kembar tanpa kamu.

Jaga kita dari sana ya mas, tolong sesekali jenguk mereka lewat mimpi agar mereka tahu , bahwa mereka memiliki sosok ayah yang hebat.

Aku akan sering-sering datang ke sini untuk meredakan rindu yang sering muncul. Mungkin suatu saat nanti si kembar bisa jadi obat rinduku padamu mas"

Dengan kekuatan yang minim ia berusaha untuk berdiri dan pergi meninggalkan pemakaman umum tersebut.

Ya kalian benar, ayah sudah tiada.

Ia pergi meninggalkan istri dan kedua jagoannya.

Kecelakaan itu benar-benar membuatnya kehilangan banyak darah sampai tidak kuat bertahan lama dan meninggal.

kita do'akan semoga mamah tetap kuat walaupun tanpa ayah disisinya, karena sekarang sudah ada si kembar yang akan jadi penguat sekaligus obat untuk si mamah.

















"𝐬𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐦𝐚"               𝐉𝐰𝐰 𝐱 𝐥𝐬𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang